Bimbel Online Masih Eksis Berikan Pembelajaran Terjangkau



MOMSMONEY.ID - 

Belum lama ini startup education technology (edutech) Zenius berhenti beroperasi. Meski begitu, startup edutech penyedia bimbingan belajar (bimbel) online lain, masih eksis. Permintaan akan bimbel online pun masih tinggi. 

Menanggapi tantangan edutechsetelah pandemi berakhir, Chief Executive Officer (CEO) Colearn Abhay Saboo mengaku tetap optimistis dengan bimbel online. Hingga saat ini, Colearn pun tidak memiliki rencana untuk merambah bisnis secara offline. Sebab, menurutnya, permintaan dan kebutuhan bimbel online masih tinggi, kok.


Bimbel online juga menjawab solusi atas harga yang tinggi. Bimbel tanpa dinding ini bisa lebih terjangkau karena tidak ada biaya transportasi bagi murid untuk ke tempat les. Akses bimbel pun lebih mudah dan fleksibel, kata Abhay.

Selain itu, dengan bimbel online, murid berkesempatan mendapat kualitas guru yang terbaik. Berbeda dengan bimbel offline yang memiliki guru terbatas di wilayah terdekat.

Dari segi bisnis, startup CoLearn tengah fokus mencapai laba di tahun ini. Untuk mendapatkan itu, butuh definisi bisnis yang bagus, agar pengguna bisa kembali tanpa harus memberi promo atau diskon, atau tidak bergantung pada musim pendanaan investasi yang sedang tren, beber Abhay.

Rachel Ayuningtyas Wahyudi, Mahasiswa Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), mengatakan, sempat menggunakan bimbel online dari platform Pahamify. Namun, belakangan platform ini tutup , yakni sejak Juni 2022 lalu.

Saat itu, Rachel tertarik bimbel online karena ingin menambah materi belajar tanpa harus keluar rumah. Dia mengambil paket live class untuk persiapan UTBK selama satu tahun.

Saat itu, biaya yang orangtuanya keluarkan berkisar Rp 700.000 hingga Rp 1 juta. Ia tertarik ikut bimbel online juga karena harga yang lebih terjangkau dibanding bimbel offline besar seperti Ganesha Operation maupun Prosus Inten.

Tapi, memang, Rachel merasakan, guru menjadi ujung tombak pemahaman murid.

Tergantung dari guru-gurunya dalam menjelaskan materi. Ada yang runut dan mudah dimengerti, ada juga yang ribet dan susah dimengerti, ujarnya.

Reclaudia Dian Arianti Mahasiswa Universitas Prof. Dr. Moestopo juga sempat menggunakan platform bimbel online saat di bangku sekolah. Saat itu Reclau tertarik karena merasa butuh belajar mandiri di rumah setelah sekolah dan les offline.

Reclaudia mengambil paket 1 tahun dan bisa mengakses semua kelas, jadi walaupun saat itu ia masih SMA tapi bisa lihat pelajaran SD-SMP. Jadi Reclaudia bisa mengingat pelajaran dasar kembali. Menurut Reclaudia harga bimbel online terjangkau. 

"Aku pribadi puas dan merasa terbantu sekali, karena bisa mendapat rangkuman dan review ulang pelajaran dari awal secara lengkap dan jelas," kata Reclaudia. 

Metode pengajaran guru di bimbel online juga cocok dengan Reclaudia. Guru yang Reclaudia dapat bisa mendorong ia berpikir cepat dan kasih konsep pemikiran bukan hanya jawaban jadi bisa cepat paham. 

Bimbel online yang masih eksis, yang menawarkan berbagai fitur dengan tarif terjangkau, salah satunya adalah CoLearn. 

Bimbel online untuk mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia bisa murid akses melalui platform Colearn. Startup teknologi edukasi ini berdiri sejak 2020 dan ditujukan bagi murid kelas 5 hingga 12.

Aplikasi belajar online ini menawarkan dua fitur. Pertama, bimbel, tempat murid bisa belajar online secara live bersama guru, mentor, dan teman-teman lainnya layaknya di kelas. Kedua, fitur latihan yang menyajikan kumpulan atau bank soal matematika berbasis kurikulum 2013 dan merdeka, lengkap dengan jawaban dan cara mengerjakannya.

Jika murid ingin bergabung dalam bimbel online Colearn, biaya yang mereka tawarkan mulai Rp 95.000 per bulan.

Abhay berharap, biaya tersebut bisa terjangkau oleh orangtua murid hingga di kota kecil. Bimbel offline cenderung lebih mahal. Tidak heran, kebanyakan bimbel lain baru ramai ketika mau ada ujian, padahal setiap hari murid butuh termovitasi belajar, kata Abhay.

Selain itu, pembayaran bimbel lain biasanya langsung untuk satu tahun atau satu semester. Sementara di colearn, bisa dicicil setiap bulan.

Colearn memiliki tujuan untuk mempermudah murid-murid di Indonesia belajar matematika, fisika, dan kimia dengan lebih mudah masuk ke otak. Tapi, selain itu, Chief Operating Officer (COO) colearn Marc Irawan menambahkan, fokus Colearn juga ingin meningkatkan motivasi belajar anak-anak Indonesia.

Kami mengamati, permasalahan utama dan yang paling penting adalah meningkatkan motivasi anak untuk belajar, dan motivasi tersebut bisa muncul bergantung pada gurunya, apakah guru tersebut bisa menyemangati muridnya atau tidak, ungkap Abhay.

Oleh sebab itu, proses seleksi guru di Colearn, Marc menegaskan, ketat. Sebutan pengajar di Colearn adalah Guru Juara. Sejak awal Colearn berdiri, sudah ada pelatihan bagi para pengajar selama tiga hingga enam bulan, agar Guru Juara mampu menjelaskan materi dengan baik dan runut, interaktif, serta tujuan utamanya bisa memotivasi murid untuk mau belajar dan percaya diri. Alhasil, murid di Colearn memiliki akses mendapat guru terbaik.

Abhay dan Marc mengungkapkan, ada garansi uang kembali jika anak merasa tidak cocok dengan pembelajaran di Colearn. Syaratnya, murid bisa mencoba dulu belajar selama satu bulan dengan minimal kehadiran dalam kelas 80%.

Strategi harga yang terjangkau dan dirasa cocok bagi orangtua, serta ada jaminan uang bisa kembali di masa percobaan baru kami terapkan enam bulan lalu. Sejak saat itu, terjadi 10 kali peningkatan jumlah murid bimbel yang berbayar di colearn, ujar Abhay.

Baca Juga: 5 Beasiswa Bergengsi Tanpa Syarat IELTS, Tertarik Coba?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Danielisa Putriadita