JAKARTA. Organisasi Papua Merdeka (OPM) aktif menjalankan lobi di Inggris dan sejumlah negara Eropa. Cuma, Badan Intelijen Negara (BIN) menilai aktivitas OPM ini tidak mengancam kedaulatan Indonesia. "Saya rasa tidak mengancam. Suasana di Papua tidak terpengaruh pernyataan-pernyataan ini. Selama ini, kalau diikuti perkembangan di facebook di twitter, mereka selalu menyuarakan ini, suara-suara kelompok OPM di luar negeri ini," ujar Marciano Norman, Kepala BIN, Senin (6/5).Marciano membeberkan, pemimpin OPM Benny Wenda ini memang mendapat banyak fasilitas di Oxford. Kegiatan di Oxford ini sudah berlangsung cukup lama karena mereka mendapat dukungan dari sejumlah kelompok. Namun Marciano memastikan dukungan itu tidak dari pemerintah Inggris.Aktivitas kelompok OPM ini, lanjut Marciano, sudah menyebar ke sejumlah negara di Eropa, termasuk di negara-negara pasific selatan. Namun bedanya, mereka tidak memiliki kantor yang dibuka secara formal di negara-negara tersebut. Meskipun demikian, Marciano menegaskan bahwa pemerintah tidak terlalu pusing dengan gerakan-gerakan OPM ini.Pemerintah juga sedang melakukan langkah-langkah konstruktif bagaimana, agar ke depan, gerakan-gerakan seperti OPM ini tidak mendapat dukungan aktif dari negara mereka berada. Sejauh pengamatan BIN, aktivitas OPM Benny Wenda yang membuka kantor di Oxford ini berusaha mencari bantuan dari luar negeri. Ia juga diduga memiliki keterkaitan dengan angkatan bersenjata di Papua merdeka di tanah Papua.Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Cunning menegaskan, pembukaan kantor Free West Papua di Oxford sama sekali tidak berhubungan dengan pemerintah Inggris dan mengatakan bahwa Inggris selalu mengakui Papua sebagai bagian dari Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BIN: aktivitas OPM di luar negeri bukan ancaman
JAKARTA. Organisasi Papua Merdeka (OPM) aktif menjalankan lobi di Inggris dan sejumlah negara Eropa. Cuma, Badan Intelijen Negara (BIN) menilai aktivitas OPM ini tidak mengancam kedaulatan Indonesia. "Saya rasa tidak mengancam. Suasana di Papua tidak terpengaruh pernyataan-pernyataan ini. Selama ini, kalau diikuti perkembangan di facebook di twitter, mereka selalu menyuarakan ini, suara-suara kelompok OPM di luar negeri ini," ujar Marciano Norman, Kepala BIN, Senin (6/5).Marciano membeberkan, pemimpin OPM Benny Wenda ini memang mendapat banyak fasilitas di Oxford. Kegiatan di Oxford ini sudah berlangsung cukup lama karena mereka mendapat dukungan dari sejumlah kelompok. Namun Marciano memastikan dukungan itu tidak dari pemerintah Inggris.Aktivitas kelompok OPM ini, lanjut Marciano, sudah menyebar ke sejumlah negara di Eropa, termasuk di negara-negara pasific selatan. Namun bedanya, mereka tidak memiliki kantor yang dibuka secara formal di negara-negara tersebut. Meskipun demikian, Marciano menegaskan bahwa pemerintah tidak terlalu pusing dengan gerakan-gerakan OPM ini.Pemerintah juga sedang melakukan langkah-langkah konstruktif bagaimana, agar ke depan, gerakan-gerakan seperti OPM ini tidak mendapat dukungan aktif dari negara mereka berada. Sejauh pengamatan BIN, aktivitas OPM Benny Wenda yang membuka kantor di Oxford ini berusaha mencari bantuan dari luar negeri. Ia juga diduga memiliki keterkaitan dengan angkatan bersenjata di Papua merdeka di tanah Papua.Duta Besar Inggris untuk Indonesia Mark Cunning menegaskan, pembukaan kantor Free West Papua di Oxford sama sekali tidak berhubungan dengan pemerintah Inggris dan mengatakan bahwa Inggris selalu mengakui Papua sebagai bagian dari Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News