JAKARTA. Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI Marciano Norman menilai, Organisasi Papua Merdeka (OPM) berusaha menunjukkan eksistensinya menjelang peringatan hari ulang tahun ke-51, Sabtu (1/12) besok. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kata Marciano, aparat keamanan disiagakan di seluruh Papua. "Untuk seluruh aparat di daerah (Papua) sudah mengantisipasi hal itu dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Agar hal itu dapat terkelola dengan baik," ujar Marciano, di Hotel Sahid, Jumat (30/11). Ia mengungkapkan, tensi separatisme di Papua memang meningkat. Hal itu, dapat dibuktikan dengan aksi penghadangan yang disertai kontak senjata. Akan tetapi, tindakan preventif tetap diserahkan kepada Kapolda, Panglima dan Gubernur Papua. Sebab, pemangku kepentingan itu dapat menetapkan langkah tepat dalam mengatasi dan mengantisipasi separatisme. "Sebab itu, semua kekuatan tetap ada di wilayah. Tidak ada penambahan-penambahan pasukan," ujarnya. Terkait HUT OPM, pemerintah tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang menonjol. Tindakan itu, kata Marciano, seperti pengibaran bendera Bintang Kejora. Ia menegaskan, aparat tak akan kecolongan. Sebelumnya, seperti diberitakan, rombongan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Indawa, Distrik Tiom, Kabupaten Lany Jaya, Papua, Rabu (28/11/2012) sore. Baku tembak tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam dalam radius 100 meter. Rentetan peristiwa ini berawal dari penyerangan terhadap Markas Kepolisian Sektor Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua, Selasa (27/11/2012) sekitar pukul 05.00 Wita. Sekelompok orang tak dikenal mengeluarkan tembakan yang menyebabkan dua anggota polisi tewas dan satu lainnya hilang. Salah seorang anggota polisi yang tewas ditembak adalah Kepala Polsek Pirime. (Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
BIN: OPM unjuk diri jelang HUT 1 Desember
JAKARTA. Kepala Badan Intelijen Negara Letjen TNI Marciano Norman menilai, Organisasi Papua Merdeka (OPM) berusaha menunjukkan eksistensinya menjelang peringatan hari ulang tahun ke-51, Sabtu (1/12) besok. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan, kata Marciano, aparat keamanan disiagakan di seluruh Papua. "Untuk seluruh aparat di daerah (Papua) sudah mengantisipasi hal itu dan mengambil langkah-langkah pencegahan. Agar hal itu dapat terkelola dengan baik," ujar Marciano, di Hotel Sahid, Jumat (30/11). Ia mengungkapkan, tensi separatisme di Papua memang meningkat. Hal itu, dapat dibuktikan dengan aksi penghadangan yang disertai kontak senjata. Akan tetapi, tindakan preventif tetap diserahkan kepada Kapolda, Panglima dan Gubernur Papua. Sebab, pemangku kepentingan itu dapat menetapkan langkah tepat dalam mengatasi dan mengantisipasi separatisme. "Sebab itu, semua kekuatan tetap ada di wilayah. Tidak ada penambahan-penambahan pasukan," ujarnya. Terkait HUT OPM, pemerintah tidak menginginkan adanya tindakan-tindakan yang menonjol. Tindakan itu, kata Marciano, seperti pengibaran bendera Bintang Kejora. Ia menegaskan, aparat tak akan kecolongan. Sebelumnya, seperti diberitakan, rombongan Kapolda Papua Inspektur Jenderal Tito Karnavian terlibat baku tembak dengan kelompok bersenjata di Desa Indawa, Distrik Tiom, Kabupaten Lany Jaya, Papua, Rabu (28/11/2012) sore. Baku tembak tersebut berlangsung selama kurang lebih dua jam dalam radius 100 meter. Rentetan peristiwa ini berawal dari penyerangan terhadap Markas Kepolisian Sektor Pirime, Kabupaten Lanny Jaya, Provinsi Papua, Selasa (27/11/2012) sekitar pukul 05.00 Wita. Sekelompok orang tak dikenal mengeluarkan tembakan yang menyebabkan dua anggota polisi tewas dan satu lainnya hilang. Salah seorang anggota polisi yang tewas ditembak adalah Kepala Polsek Pirime. (Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News