BINA tetap fokus bidik kredit mikro



JAKARTA. PT Bank Ina Perdana Tbk resmi melantai di bursa. Terhitung 16 Januari lalu, saham bank yang mendapat kode emiten BINA tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).Dengan menawarkan sebanyak 520 juta saham, atau setara 24,76% dari modal yang ditempatkan dan disetor, Bank Ina Oerdana meraup dana segar senilai Rp 124,8 miliar. Artinya, apabila dana hasil IPO tersebut digabung dengan modal sebesar Rp 158 miliar yang sudah disetor, maka total modal yang sudah disetor BINA mencapai Rp 282, 8 miliar.Edy Kutardjo, Direktur Utama BINA berharap, melalui hajatan IPO, pihaknya bisa meningkatkan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dari saat ini 17%, menjadi 22%. Jadi nantinya, mereka bisa terus mengembangkan usaha dan memperluas jangkauan kredit.Jika upaya tersebut sukses, BINA menargetkan, tahun ini,  bisa menggenjot pertumbuhan kredit hingga 20%, atau naik dua kali lipat dibandingkan pertumbuhan tahun lalu, yakni hanya 10%. Demi mewujudkan target tersebut, tahun ini, BINA masih akan fokus pada sektor kredit bisnis mikro. Bank ini berasumsi, ke depan, sektor kredit mikro masih akan memberikan imbal hasil tinggi bagi perusahaan.Maklum, hingga akhir tahun lalu, tingkat suku bunga dasar kredit mikro BINA memang mencapai 15,25%, lebih tinggi dibandingkan suku bunga kredit korporasi dan ritel yang hanya 13,25%.Sekadar gambaran, persentase kredit mikro terhadap total kredit BINA pada periode September 2012 - September 2013 mencapai 20%. Jadi,  bisa dibilang rencana perusahaan itu memang cukup menjanjikan. Apalagi, jika melihat kucuran kredit BINA pada tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp 1,1 triliun.Rekening virtualTingkat penguasaan pasar BINA dalam hal pemberian kredit masih kecil. Berdasarkan data Bank Indonesia per 30 Juni 2013, di antara 12 bank umum konvensional non devisa dengan total aset Rp 1 triliun - Rp 5 triliun,  pangsa pasar BINA hanya 5,93%.Melihat pangsa pasar yang masih terbuka lebar itulah,  BINA dalam prospektusnya menyatakan, akan meningkatkan daya saing terhadap bank-bank lain. Caranya, antara lain dengan mengembangkan sistem teknologi untuk mendukung layanan e-channel yang terintegrasi dengan jaringan ATM Bersama.Selain itu, perusahaan akan gencar menggaet nasabah dengan meluncurkan inovasi produk dan layanan yang sesuai kebutuhan nasabah. Salah satunya, layanan rekening virtual alias virtual account  yang membidik nasabah korporasi sektor pendidikan. Melalui layanan inilah nantinya, BINA akan  secara online mengelola dana pendidikan dari lembaga pendidikan dan sekolah yang diajak kerjasama. Dengan layanan ini, BINA menargetkan bisa menggenjot dana kelolaan pihak ketiga hingga 10% Sejauh ini, BINA sudah mengembangkan sayap usaha dengan memiliki 22 kantor cabang, cabang pembantu, dan kantor kas yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya dan Lumajang.Kinerja BINA pada periode 2008-2012 cukup positif. Pada 2012, perusahaan membukukan pendapatan senilai Rp 71,73 miliar, atau tumbuh 66,97% dibanding pendapatan 2008, yaitu Rp 42,96 miliar. Adapun, modal dasar BINA per 30 Juni 2013 tercatat sebesar Rp 400 miliar. Sementara, total aset mencapai Rp 1,4 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini