Binagriya & Wahana Tata Tambah 200 Agen



JAKARTA. Jalur distribusi keagenan masih menjadi andalan perusahaan asuransi meningkatkan premi. Itu sebabnya, Asuransi Binagriya Upakara dan Asuransi Wahana Tata berencana menambah lebih dari 200 agen asuransi tahun ini.

Asuransi Binagriya berencana menambah 300 orang agen. Saat ini, jumlah agen perusahaan asuransi milik Bank Tabungan Negara (BTN) ini mencapai 200 orang. Perekrutan akan dilakukan di seluruh Indonesia. Menurut Dadang Sukresna, Direktur Teknik Binagriya, peran agen semakin memikat perusahaan asuransi. Alasannya, di industri asuransi umum, peran broker atau pialang lebih menjanjikan. "Di Binagriya, dari porsi non-captive 40%, sebesar 40% premi disumbangkan agen," ujarnya pekan lalu.Tahun ini Binagriya akan menyeimbangkan porsi non-captive alias pasar non-BTN dengan captive. Per Desember 2012, dari total premi Rp 83,5 miliar, semuanya berasal dari nasabah BTN. "Biaya agen dengan produksi premi ternyata baik," tambah Dadang. Asuransi Wahana Tata (Aswata) juga berencana menambah 250 agen baru dari jumlah saat ini, juga 250 orang. Nantinya, tenaga baru itu akan disebar ke seluruh Indonesia. Direktur Pemasaran Asuransi Wahana Tata, M TH Ratnawati, mengatakan agen lebih efektif menyasar nasabah ritel, sebab mereka langsung bertemu masyarakat. Beda dengan broker, lebih banyak menutup premi-premi besar korporasi. Ini sejalan niat Wahana Tata mengurangi resiko klaim besar. Sebagai gambaran, per akhir Desember 2012, total premi Wahana Tata Rp 1,6 triliun, tumbuh 25% dibandingkan akhir periode sama tahun sebelumnya. Kontribusi premi: asuransi properti 35%, kendaraan bermotor 32%, asuransi migas 9%. Sisanya dari produk lain, seperti kecelakaan diri, rekayasa, pengangkutan. Tahun 2012, jalur agen berkontribusi 10%, bank 30%, broker 20%, leasing 15%.Belajar dari komposisi tersebut, meski premi besar klaim juga cukup besar. Wahana Tata berharap, hingga akhir 2013, ritel menyumbangkan sebesar 22,5% dari total target premi Rp 1,8 triliun. Namun mengembangkan jalur distribusi keagenan bukan tanpa kendala. Lambatnya sertifikasi agen menyebabkan penjualan tidak maksimal. Maklum, regulator mewajibkan agen asuransi harus bersertifikat. Jika tidak, dilarang berjualan.Ratnawati mengungkapkan, Wahana Tata sudah mempunyai solusi minimnya agen bersertifikasi, yakni mengumpulkan agen di daerah mengikuti sertifikasi online. "Kami tidak khawatir sertifikasi. Cara ini cukup efektif, karena agen bisa melakukan di mana saja," terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya