JAKARTA. PT Bintan Alumina Indonesia telah merealisasikan belanja modal sebesar US$ 150 juta di proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di Bintan, Kepulauan Riau. Sejumlah dana digunakan untuk pembebasan lahan, perencanaan pelabuhan, serta kegiatan reklamasi pantai. Zulnahar Usman, Direktur Utama Bintan Alumina Indonesia menjelaskan, awal tahun ini, pihaknya tengah menggenjot kegiatan konstruksi untuk pelabuhan. "Pekerjaan fisik pelabuhan sudah dimulai, kami berharap konstruksi pelabuhan ini akan selesai dalam enam bulan ke depan," kata Zulnahar kepada KONTAN, Rabu (15/1). Untuk diketahui, Bintan Alumina menggandeng Nanshan Alumunium Co Ltd untuk membangun industri aluminium terintegrasi dari hulu sampai hilir, dengan investasi US$ 6 miliar. Tahap awal, kedua perusahaan akan membangun smelter alumina berkapasitas sebesar 2,1 juta ton per tahun, dengan investasi senilai US$ 1 miliar.
Bintan Alumina belanja US$150 juta
JAKARTA. PT Bintan Alumina Indonesia telah merealisasikan belanja modal sebesar US$ 150 juta di proyek pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) bauksit di Bintan, Kepulauan Riau. Sejumlah dana digunakan untuk pembebasan lahan, perencanaan pelabuhan, serta kegiatan reklamasi pantai. Zulnahar Usman, Direktur Utama Bintan Alumina Indonesia menjelaskan, awal tahun ini, pihaknya tengah menggenjot kegiatan konstruksi untuk pelabuhan. "Pekerjaan fisik pelabuhan sudah dimulai, kami berharap konstruksi pelabuhan ini akan selesai dalam enam bulan ke depan," kata Zulnahar kepada KONTAN, Rabu (15/1). Untuk diketahui, Bintan Alumina menggandeng Nanshan Alumunium Co Ltd untuk membangun industri aluminium terintegrasi dari hulu sampai hilir, dengan investasi US$ 6 miliar. Tahap awal, kedua perusahaan akan membangun smelter alumina berkapasitas sebesar 2,1 juta ton per tahun, dengan investasi senilai US$ 1 miliar.