JAKARTA. Makin banyak pengembang yang melirik konsep superblok. Salah satunya PT Bintang Rajawali Perkasa (BRP) yang baru saja memulai pembangunan superblok L'avenue di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan.BRP akan mendirikan dua menara apartemen, yaitu South Tower dan North Tower. Selain itu, BRP juga akan membangun satu menara perkantoran strata title di atas lahan L'avenue seluas total 2,5 hektare (ha). Total investasinya termasuk lahan diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun.Pembangunan akan dilakukan secara bertahap. BRP akan membangun South Tower terlebih dahulu. Kemudian menyusul North Tower dan perkantoran enam bulan kemudian. "Seluruh proyek diharapkan sudah selesai akhir tahun 2014," ujar Direktur BRP Bunardy Limanto usai groundbreaking South Tower di Jakarta, Sabtu (9/6). South Tower dan North Tower masing-masing memiliki 341 unit dan 243 unit. Pemasaran South Tower telah dimulai tanggal 26 Januari lalu dan kini sudah 50% yang terjual. Harga jualnya dimulai dari Rp 15 juta per meter persegi (m2).Bunardy berharap penjualan South Tower sudah selesai di kuartal tiga, sehingga BRP bisa langsung memasarkan North Tower. Bunardy sendiri meyakini kedua menara apartemen akan cepat diserap oleh pasar, sebab saat ini di kawasan Pancoran belum ada apartemen untuk kelas menengah atas seperti L'avenue.Sementara itu penjualan perkantoran dengan luas area 41.000 m2 sudah mencapai 40%. Harga jualnya sedikit lebih tinggi dari apartemen, yaitu mulai dari Rp 16,5 juta per m2. Perkantoran ini juga akan dilengkapi dengan ruang untuk food and beverage (F&B). Bukan tanpa alasan jika BRP memilih untuk menjual kantor yang dibangunnya. "Saat ini tarif sewa kantor di central business district (CBD) dan harga beli kantor sedikit di luar CBD tidak jauh berbeda. Banyak perusahaan ingin membeli kantor supaya punya kantor tetap," jelas Bunardy. Dia menargetkan seluruh ruang kantor sudah terisi di kuartal satu tahun depan. Sekedar informasi, BRP merupakan anak usaha SinarMas Multiartha dan EuroAsia yang bermarkas di Singapura, dengan kepemilikan saham masing-masing 40%. Sedangkan 20% saham sisanya dimiliki innstitusi dan perorangan. Sebelumnya, BRP sudah berpengalaman menggarap proyek The Royale Springhill Residences Kemayoran dan Ancol Mansion.BRP berencana terus mengembangkan superblok dengan konsep serupa L'avenue. "Kami sedang dalam proses branding L'avenue," ungkap Bunardy. Dia berharap ada tiga L'avenue di lokasi lain dalam tiga sampai lima tahun ke depan.Saat ini BRP sudah mengincar sejumlah lahan, antara lain di Jakarta dan Bali. Namun Bunardy belum bersedia membocorkan lokasi persisnya. Yang jelas, BRP butuh lahan sedikitnya 1 ha untuk dikembangkan menjadi apartemen, perkantoran, dan hotel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bintang Rajawali bangun superblok senilai Rp 1,2 T
JAKARTA. Makin banyak pengembang yang melirik konsep superblok. Salah satunya PT Bintang Rajawali Perkasa (BRP) yang baru saja memulai pembangunan superblok L'avenue di Jalan Raya Pasar Minggu, Pancoran, Jakarta Selatan.BRP akan mendirikan dua menara apartemen, yaitu South Tower dan North Tower. Selain itu, BRP juga akan membangun satu menara perkantoran strata title di atas lahan L'avenue seluas total 2,5 hektare (ha). Total investasinya termasuk lahan diperkirakan mencapai Rp 1,2 triliun.Pembangunan akan dilakukan secara bertahap. BRP akan membangun South Tower terlebih dahulu. Kemudian menyusul North Tower dan perkantoran enam bulan kemudian. "Seluruh proyek diharapkan sudah selesai akhir tahun 2014," ujar Direktur BRP Bunardy Limanto usai groundbreaking South Tower di Jakarta, Sabtu (9/6). South Tower dan North Tower masing-masing memiliki 341 unit dan 243 unit. Pemasaran South Tower telah dimulai tanggal 26 Januari lalu dan kini sudah 50% yang terjual. Harga jualnya dimulai dari Rp 15 juta per meter persegi (m2).Bunardy berharap penjualan South Tower sudah selesai di kuartal tiga, sehingga BRP bisa langsung memasarkan North Tower. Bunardy sendiri meyakini kedua menara apartemen akan cepat diserap oleh pasar, sebab saat ini di kawasan Pancoran belum ada apartemen untuk kelas menengah atas seperti L'avenue.Sementara itu penjualan perkantoran dengan luas area 41.000 m2 sudah mencapai 40%. Harga jualnya sedikit lebih tinggi dari apartemen, yaitu mulai dari Rp 16,5 juta per m2. Perkantoran ini juga akan dilengkapi dengan ruang untuk food and beverage (F&B). Bukan tanpa alasan jika BRP memilih untuk menjual kantor yang dibangunnya. "Saat ini tarif sewa kantor di central business district (CBD) dan harga beli kantor sedikit di luar CBD tidak jauh berbeda. Banyak perusahaan ingin membeli kantor supaya punya kantor tetap," jelas Bunardy. Dia menargetkan seluruh ruang kantor sudah terisi di kuartal satu tahun depan. Sekedar informasi, BRP merupakan anak usaha SinarMas Multiartha dan EuroAsia yang bermarkas di Singapura, dengan kepemilikan saham masing-masing 40%. Sedangkan 20% saham sisanya dimiliki innstitusi dan perorangan. Sebelumnya, BRP sudah berpengalaman menggarap proyek The Royale Springhill Residences Kemayoran dan Ancol Mansion.BRP berencana terus mengembangkan superblok dengan konsep serupa L'avenue. "Kami sedang dalam proses branding L'avenue," ungkap Bunardy. Dia berharap ada tiga L'avenue di lokasi lain dalam tiga sampai lima tahun ke depan.Saat ini BRP sudah mengincar sejumlah lahan, antara lain di Jakarta dan Bali. Namun Bunardy belum bersedia membocorkan lokasi persisnya. Yang jelas, BRP butuh lahan sedikitnya 1 ha untuk dikembangkan menjadi apartemen, perkantoran, dan hotel.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News