Bio Farma belum bisa produksi vaksin Covid-19 selain dari Sinovac



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, perusahaannya belum bisa memproduksi vaksin Covid-19 selain dari Sinovac, perusahaan farmasi asal China. 

Maka dari itu, jika ada jenis vaksin lain yang datang ke Indonesia untuk sementara waktu akan diimpor dalam bentuk jadi atau siap pakai. 

“Dari 7 jenis vaksin itu, sementara kita baru hanya akan memproduksi satu jenis vaksin, bahan bakunya kita datangkan dari Sinovac,” ujar Honesti dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/2). 

Honesti menambahkan, saat ini Kementerian Kesehatan telah menetapkan tujuh jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan di Indonesia. Tujuh vaksin itu, yakni Moderna, Pfizer, Novavax, AstraZeneca, Sinopharm dan Sinovac. 

Baca Juga: BPOM terbitkan izin darurat 13 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac produksi Bio Farma

“Sementara jenis vaksin lainnya dari Moderna, Pfizer, Sinopharm, Novavax, AstraZeneca itu kita akan mengimpor vaksin jadi dulu. Karena memang kapasitas produksi kita kita fokuskan untuk persiapan produksi yang bahan bakunya dari Sinovac,” kata dia. 

Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah mendapat informasi WHO telah menebitkan Emergency Use Authoritation (EUA) untuk vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. 

Kendati begitu, BPOM tetap akan melakukan serangkaian pengujian terhadap vaksin dari AstraZeneca tersebut. 

Namun, hingga kini BPOM belum mendapat data-data resmi dari WHO untuk vaksin jenis itu. 

“Kami masih menunggu itu, dalam waktu dekat tentunya kami memberikan janji kinerja 5-10 hari itu bisa diterbitkan EUA. Secepatnya setelah kita menerima data-data dari WHO. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kita bisa memberikan EUA, sehingga bisa segera produk vaksin AstraZeneca melalui distribusi multilateral bisa masuk ke Indonesia,” kata Kepala BPOM Penny Lukito.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "Bio Farma Belum Bisa Produksi Vaksin Covid-19 Selain dari Sinovac"

Penulis : Akhdi Martin Pratama Editor : Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Selanjutnya: Pemerintah masih menggodok regulasi pelibatan swasta dalam vaksinasi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi