Bio Farma produksi vaksin flu burung



JAKARTA. Wabah virus flu burung (H5N1) kembali merebak di sejumlah daerah di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Tidak hanya ribuan unggas yang mati, kini, bahkan virus itu sudah memakan korban manusia. Sebanyak sembilan orang dilaporkan meninggal dan positif terjangkit virus flu burung.

Untuk mengantisipasi penyebaran flu burung, pemerintah berupaya melakukan pencegahan. Tak hanya mengintensifkan sosialisasi dan menyebar petugas penyuluh lapangan, pemerintah juga menyiapkan vaksin virus jenis H5N1 strain baru yang lebih mematikan bagi itik.

Wakil Menteri Menteri Kesehatan, Ali Ghufron Mukti mengatakan, pihaknya bekerjasama dengan Kementerian Pertanian (Kemtan) untuk penyediaan vaksin H5N1 jenis baru. Menurut Ali, dari sisi pengembangan dan produksi vaksin, Kementerian Kesehatan (Kemkes) menjalin kerjasama dengan Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3) milik Universitas Airlangga dan PT Bio Farma. "Pemerintah berupaya agar pengadaan vaksin flu burung tidak diimpor dari negara lain," katanya, Kamis (20/12).


Mengenai biaya pembuatan vaksin, Ali bilang, Kemkes tidak menyiapkan anggaran khusus. Sebab, sudah ada proyek lama yang memproduksi vaksin flu burung sehingga tinggal mengembangkan saja. "Dari jenis virusnya, juga tidak jauh berbeda dengan H5N1 yang lama. Jadi, tidak ada anggaran baru, tinggal meneruskan," ujarnya.

Ali menyebutkan, pemerintah sudah menggelontorkan bujet sebesar Rp 1 triliun untuk membangun pabrik vaksin flu burung di Jawa Barat yang dikelola oleh PT Bio Farma. Realisasi proyek tersebut sudah mencapai 80%-90% karena tersendat masalah pengadaan barang. Saat ini, pabrik sudah mulai memproduksi vaksin meski dalam jumlah terbatas. Kemkes menargetkan, pabrik ini sanggup memproduksi hingga 20 juta vaksin flu burung untuk kebutuhan 10% penduduk Indonesia.

Hanya saja, Ali tidak bisa memastikan kapan pembangunan pabrik tersebut tuntas dan mampu memproduksi vaksin flu burung sesuai kapasitas produksi. Kendati begitu, pemerintah optimistis pengadaan vaksin flu burung bisa dipenuhi dari produksi sendiri. Alasannya, Bio Farma mampu membuat berbagai vaksin, bahkan bisa mengekspornya ke 118 negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dadan M. Ramdan