KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebanyak 10 juta vaksin dalam bentuk bahan baku (bulk) telah datang ke Indonesia pada Selasa (2/2) lalu. PT Bio Farma (Persero) atau Bio Farma sudah memproduksi bahan baku vaksin Sinovac sejak 14 Januari 2021. Kemajuan proses produksi ini menjadi penambah optimisme bagi program vaksinasi yang terus berjalan hingga kini. Bambang Heriyanto, Juru Bicara Vaksinasi dari Bio Farma menyampaikan, diharapkan proses produksi bahan baku vaksin tersebut dapat dirampungkan secepatnya. Nantinya produksi akan dilakukan dalam 13 batch.
"Satu batch berisi 950.000 dosis, jadi sekitar 13 juta dosis yang sudah kami siapkan dalam waktu dekat ini," kata Bambang dalam siaran pers pada Rabu (10/2). Nantinya ke-13 batch tersebut akan kembali diuji mutu oleh Bio Farma dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) terlebih dahulu untuk memenuhi syarat.
Baca Juga: Bio Farma optimistis dapat produksi 13 juta dosis vaksin dalam waktu dekat Kemudian untuk bahan baku vaksin Sinovac yang datang pada tahap keempat sebanyak 10 juta akan diproduksi setelah bahan baku 15 juta vaksin selesai diproduksi. "Jadi nanti akan dilanjutkan produksinya dan diperkirakan selesai pertengahan Maret 2021,” imbuhnya. Perihal pendistribusian seluruh vaksin Covid-19, Bio Farma telah menyiapkan track and trace system. Bambang menjelaskan, pihaknya menggunakan sistem pelacakan agar kualitas vaksin terjamin mutunya sampai ke penerimanya. "Bio Farma menyediakan satu sistem seperti barcode baik di vial maupun dusnya, sehingga dapat melacak keberadaan vaksin maupun mutunya secara digital," ujar Bambang.
Selain memproduksi vaksin dari Sinovac, Bio Farma juga mengharapkan kemandirian dalam memproduksi vaksin merah putih. Diharapkan dengan kemampuan Bio Farma saat ini bisa mensinergikan lembaga riset dan perguruan tinggi dalam pengembangan vaksin merah putih, sehingga nantinya tidak hanya memenuhi kebutuhan dalam negeri tapi juga ekspor ke luar negeri. Meski progres produksi vaksin secepatnya akan diselesaikan namun Bambang menegaskan, vaksin bukan jadi alat satu-satunya melawan pandemi. Vaksin harus dikombinasikan dengan penerapan protokol kesehatan pencegahan penyebaran virus Covid-19. "Jangan sampai vaksin ini membuat kita merasa bebas tanpa menjaga protokol kesehatan dan pola hidup bersih," kata Bambang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi