KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bio Farma (Persero) menargetkan minimal 16,5 juta orang bisa divaksin Covid-19 pada kuartal I 2021. Adapun target ini berdasar pada jumlah vaksin jadi yang diterima dari Sinovac dan vaksin setengah jadi (bulk) yang akan dikembangkan menjadi vaksin siap pakai di pabrik Bio Farma. Sebagai informasi, Bio Farma akan mendatangkan 15 juta dosis bahan baku vaksin (bulk) pada Desember 2020, kemudian pada Januari 2021 Bio Farma akan kembali menerima 30 juta dosis bulk. Lanjut di Februari 2021 sebanyak 5 juta dosis bulk. Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan pada September lalu, pabrik Bio Farma sudah dipastikan sanggup memproduksi bahan baku vaksin dari Sinovac. Honesti bilang vaksin yang dikembangkan Sinovac bersifat diinaktivasi (inactivated), adapun hal ini sama dengan vaksin yang biasa dikembangkan oleh Bio Farma.
Maka dari itu, antara Sinovac dan Bio Farma terjadi transfer teknologi. Namun, bukan teknologi end to end karena secara kompetensi Bio Farma sudah mumpuni, melainkan proses produksi yang harus sesuai dengan standar produksi vaksin Covid-19 di Sinovac. "Rencana produksi di Bio Farma sekitar 30 juta dosis. Kalau melihat kebutuhan vaksin satu orang harus dua dosis, artinya vaksin tersebut bisa untuk 15 juta orang. Jika ditambah dengan 3 juta vaksin siap pakai dari Sinovac, maka target minimal ada 16,5 juta orang yang akan divaksin pada kuartal I 2021," jelasnya dalam konferensi pers MarkPlus Conference 2021 Lima Navigasi Menghadapi Tahun 2021 secara virtual, Rabu (9/12). Baca Juga: Bos Bio Farma: Indofarma dapat komitmen 30 juta dosis vaksin Covid-19 dari Novavax Honesti mengatakan di tahap awal vaksinasi, prioritas awal yang mendapatkan vaksin Covid-19 adalah tenaga kesehatan. Honesti mengatakan perkiraan puncak akses vaksin akan terjadi di kuartal I 2020. Pasalnya, sebagian besar vaksin yang sedang dikembangkan, baru mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari negara masing-masing di kuartal satu tahun depan.