Biografi dan Semboyan Ki Hajar Dewantara Lengkap, Tokoh Hari Pendidikan Nasional



KONTAN.CO.ID - Biografi Ki Hajar Dewantara bisa disimak di sini. Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei. Hal ini berdasarkan Keppres RI Nomor 316 Tahun 1959 sebagai wujud kepedulian pemerintah akan pentingnya pendidikan di negeri ini.

Penetapan Hari Pendidikan Nasional dilatarbelakangi oleh sosok yang memiliki jasa luar biasa di dunia pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara. Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1889.

Namun, peringatan Hari Pendidikan Nasional bukan semata-mata untuk mengenang hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara sebagai Bapak Perintis Pendidikan Nasional, tetapi lebih merupakan sebuah momentum untuk kembali menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme bagi seluruh insan pendidikan.


Lantas, seperti apa biografi Ki Hajar Dewantara 2023? 

Baca Juga: 27 Caption dan Ucapan Hardiknas 2023 untuk Diunggah di Sosmed  

Biografi Ki Hajar Dewantara

Dirangkum dari laman resmi Kemendikbud, Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 dengan nama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. 

Dia berasal dari lingkungan keluarga Kadipaten Pakualaman di Yogyakarta, yang merupakan salah satu kerajaan pecahan Dinasti Mataram selain Kasunanan Surakarta, Kasultanan Yogyakarta, dan Kadipaten Mangkunegaran.

Ki Hajar Dewantara menamatkan sekolah di ELS (Sekolah Dasar Belanda), lalu melanjutkan ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera) meski tidak tamat lantaran sakit. 

Baca Juga: Simak Rekomendasi Saham Saat Fenomena Sell In May and Go Away di Tahun 2023

Ki Hajar Dewantara dikenal sebagai aktivis sekaligus jurnalis pergerakan nasional yang pemberani. 

Dia juga menjadi wartawan di beberapa surat kabar seperti Sedyotomo, Midden Java, De Express, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara.

Selain itu, pada 20 Mei 1908 ia sempat bergabung dengan Boedi Oetomo (BO) di Batavia (Jakarta) pada 20 Mei 1908. 

Kemudian keluar dan mendirikan Indische Partij (IP) bersama Cipto Mangunkusumo serta Ernest Douwes Dekker atau Tiga Serangkai pada 25 Desember 1912.

Baca Juga: 49 Twibbon Hardiknas 2023 Terbaru dan Cara Mengunggahnya di Medsos!

Ki Hajar Dewantara dan Tiga Serangkai 

Ki Hajar Dewantara menyampaikan kritik terkait pendidikan di Indonesia yang kala itu hanya boleh dinikmati oleh para keturunan Belanda dan orang kaya saja melalui tulisan-tulisannya. 

Kemudian, pada 1913, Tiga Serangkai diasingkan ke Belanda karena tulisannya yang dianggap menghina pemerintah. 

Baca Juga: Biografi Singkat Ki Hajar Dewantara, Pahlawan yang Perjuangkan Pendidikan Bangsa

Melalui Ki Hajar Dewantara, kata “Indonesia” dipakai di kancah internasional untuk pertama kalinya saat ia  mendirikan kantor berita dengan nama Indonesische Persbureau di Den Haag. 

Di sisi lain, ia juga bergabung dengan Indische Vereeniging (IV) ketika di Belanda. Indische Vereeniging (IV) merupakan organisasi pelajar Indonesia di Belanda.

Pada 6 September 1919, Ki Hajar Dewantara dipulangkan ke tanah air. Lalu, dia mendirikan lembaga pendidikan Taman Siswa di Yogyakarta. 

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Hardiknas 2023 Terbaru, Peringatan Perjuangan Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara juga telah mengajarkan filososi yang terkenal di dunia pendidikan yakni “Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani” yang artinya “Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”.

Setelah Indonesia merdeka, dia diangkat menjadi menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Pengajaran Indonesia di kabinet pertama di bawah pemerintahan Ir. Soekarno. 

Ia juga mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1957. Namun, dua tahun setelah mendapat gelar Doctor Honoris Causa ini, tepatnya pada tanggal 28 April 1959, beliau wafat di Yogyakarta.

Baca Juga: 65 Twibbon Hari Pendidikan Nasional 2023, yuk Pasang Bingkai Fotonya

Semboyan Ki Hajar Dewantara 

Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. 

Dirangkum dari laman Kemdikbud, Ki Hadjar Dewantara mengajukan beberapa konsep pendidikan untuk mewujudkan tercapainya tujuan pendidikan, yaitu Tri Pusat Pendidikan:

  • Pendidikan keluarga; 
  • Pendidikan dalam alam perguruan; dan 
  • Pendidikan dalam alam pemuda atau masyarakat.
Baca Juga: Kumpulan Twibbon Back to School Terbaru, Cocok Dipakai di Hari Pendidikan Nasional

Selain itu, semboyan Ki Hajar Dewantara adalah “ Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”,. Ketiganya dapat diartikan sebagai berikut:

  • Ing Ngarso Sung Tulodho : Seorang pemimpin apabila di depan harus bisa memberikan contoh atau menjadi panutan bagi yang dipimpin (warga atau peserta didik).
  • Ing Madyo Mangun Karso : Seorang pemimpin apabila berada di tengah-tengah masyarakat harus bisa membangkitkan semangat atau memberi motivasi supaya lebih maju, atau lebih baik.
  • Tut Wuri Handayani : Seorang pemimpin apabila berada di belakang harus bisa mendorong yang dipimpin supaya senantiasa lebih maju. 
Dari ketiga semboyan Ki Hajar Dewantara tersebut yang paling banyak dikenal adalah Tut Wuri Handayani. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News