Hari Donor Darah - Sejarah Hari Donor Darah Sedunia mulai diperingati pada 2004 oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk menyadarkan akan perlunya donor darah untuk menyelamatkan nyawa. Dikutip dari laman
One Blood, pemilihan tanggal 14 Juni sebagai peringatan Hari Donor Darah Sedunia lantaran pada momen tersebut adalah hari ulang tahun Karl Landsteiner. Karl Landsteiner memenangkan Hadiah Nobel Kedokteran pada tahun 1930 untuk penemuannya dalam mengklasifikasikan golongan darah. Karl Landsteiner adalah penemu sistem golongan darah manusia menjadi A, B, AB, dan O.
Baca Juga: Tema dan Sejarah Hari Donor Darah Sedunia 2023 yang Diperingati 14 Juni Temuannya merevolusi transfusi darah dan mengarah pada praktik transfusi darah antara orang-orang dengan golongan darah yang cocok. Hal ini membantu memodernisasi dan meningkatkan keamanan transfusi darah. Sebelum ada sistem penggolongan darah A,B, AB, dan O oleh Karl Landsteiner transfusi darah sering mengalami kendala berupa penggumpalan darah. Sebab pada waktu itu, dunia kedokteran belum mengetahui bahwa golongan darah tertentu hanya dapat menerima transfusi darah dari golongan darah yang sama. Lantas, seperti apa biografi Karl Landsteiner, penemu sistem golongan darah A, B, AB, O?
Baca Juga: Simak Syarat Donor Darah PMI: Cara Daftarnya dan Kondisi Tidak Boleh Donor Darah Biografi dan kehidupan pribadi Karl Landsteiner
Karl Landsteiner lahir di Wina, Austria pada 14 Juni 1868. Ayahnya Karl Landsteiner, Leopold Landsteiner adalah seorang jurnalis dan penerbit surat kabar terkenal, yang meninggal ketika Karl berusia enam tahun. Dirangkum dari laman
Nobel Prize, Karl Landsteiner dibesarkan oleh ibunya, Fanny Hess. Karl Landsteiner melanjutkan studinya di kedokteran Universitas Wina setelah lulus sekolah menengah. Karl Landsteiner menikahi Helen Wlasto pada tahun 1916. Dr. E. Landsteiner adalah seorang putra dari pernikahan ini. Pada tanggal 24 Juni 1943, Karl Landsteiner mengalami serangan jantung di laboratoriumnya di New York. Karl Landsteiner meninggal dua hari kemudian di rumah sakit. Ciri khasnya adalah dia meninggal dengan pipet di tangan.
Baca Juga: Berapa Kali Idealnya Donor Darah Bisa Dilakukan? Studi dan penemuan virus polio
Pada saat masih menjadi mahasiswa, Karl Landsteiner mulai melakukan penelitian biokimia. Pada 1891, Karl Landsteiner menerbitkan makalah tentang pengaruh diet terhadap komposisi darah. Pada tahun yang sama pula, Karl Landsteiner lulus dari studi kedokteran di Universitas Wina. Kemudian, Karl Landsteiner menghabiskan waktu lima tahun di laboratorium Hantzsch di Zurich, Emil Fischer di Wurzburg, dan E. Bamberger di Munich untuk mendalami bidang kimia. Kembali ke Wina, Karl Landsteiner melanjutkan studi medisnya di Rumah Sakit Umum Wina. Di sana, Karl Landsteiner tertarik pada studi mengenai sistem kekebalan tubuh dan sifat antibodi.
Baca Juga: Sejarah dan Tema Hari Donor Darah Sedunia 2023 yang Diperingati 14 Juni Kemudian, pada 1898 hingga 1908, Karl Landsteiner menjabat sebagai asisten di Departemen Anatomi Patologis Universitas di Wina. Kepala Departemen Anatomi Patologis adalah Profesor A. Weichselbaum, yang menemukan bakteri penyebab meningitis, dan bersama Fraenckel menemukan
pneumococcus. Hingga tahun 1919, setelah dua puluh tahun bekerja pada anatomi patologis, Karl Landsteiner dengan sejumlah rekan sejawatnya telah menerbitkan banyak makalah tentang temuannya dalam anatomi morbid dan imunologi. Karl Landsteiner menemukan fakta baru tentang imunologi sifilis. Karl Landsteiner menemukan pengetahuan dasar mengenai hemoglobinuria paroksismal atau kelainan pembekuan darah.
Baca Juga: 9 Manfaat Donor Darah bagi Tubuh Jika Rutin Dilakukan Karl Landsteiner aktif melakukan penelitian mengenai karakter penularan virus polio. Dia menggunakan virus polio dari sumsum tulang belakang anak-anak yang meninggal karena penyakit ini. Virus polio tersebut lalu disuntikkan ke monyet. Kurangnya ketersediaan monyet di Wina untuk penelitian lebih lanjut membuat Karl Landsteiner pergi ke Institut Pasteur di Paris. Karl Landsteiner bersama dengan Flexner dan Lewis menemukan pengetahun dasar mengenai penyebab polio dan imunologi poliomielitis atau virus polio.
Baca Juga: 5 Manfaat Lactic Acid untuk Wajah, Kulit Kencang dan Lembab! Penemuan golongan darah ABO
Karl Landsteiner memiliki banyak kontribusi di bidang anatomi patologis, histologi, dan imunologi. Namun, karyanya yang paling dikenal adalah penemuan Karl Landsteiner tentang sistem golongan darah pada 1901. Sistem penggolongan darah oleh Karl Landsteiner ini membuatnya mendapat Hadiah Nobel di bidang kedokteran pada 1930. Hingga kini, Karl Landsteiner dikenal sebagai penemu golongan darah ABO.
Baca Juga: Glukosa dalam Darah Bisa Turun, Ini 10 Buah & Sayur untuk Penderita Diabetes Pada 1875, transfusi darah dilakukan antar manusia dengan hewan menyebabkan penggumpalan darah. Kemudian, pada periode 1901-1903, Karl Landsteiner juga mengamati bahwa darah juga menggumpal jika ada transfusi darah dari manusia ke manusia lain. Selain itu, transfusi darah juga menimbulkan reaksi penyakit kuning dan hemoglobinuria. Pada periode tersebut, Karl Landsteiner telah menyatakan bahwa golongan darah diwariskan dan dapat berperan seperti DNA yang menentukan ayah kandung dari seorang individu. Karl Landsteiner dan murid-muridnya melakukan penelitian mengenai sistem golongan darah di New York. Sebab, pada 1919 kondisi di Wina tidak kondusif untuk melakukan penelitian lantaran adanya perang dunia I.
Baca Juga: Daftar 10 Makanan yang Mengandung Vitamin C Tinggi dan Baik Untuk Kesehatan Di New York, Karl Landsteiner bekerja di
Rockefeller Institute for Medical Research. Di sinilah dia bekerja sama dengan Levine dan Wiener untuk penelitian mengenai golongan darah.
Karl Landsteiner juga mempelajari perdarahan pada bayi baru lahir, yang mengarah pada penemuan faktor Rh dalam darah. Hingga akhir hayatnya, Karl Landsteiner terus meneliti mengenai golongan darah, antigen, antibodi, dan faktor imunologi lainnya yang terjadi di dalam darah. Demikian biografi Karl Landsteiner, penemu golongan darah ABO yang hari kelahirannya dijadikan sebagai Hari Donor Darah Sedunia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News