JAKARTA. Pakar Kepolisian, Bambang Widodo Umar, menilai tarik-menarik kasus dugaan korupsi pengadaan simulator kendaraan roda dua dan empat di Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas) berpotensi membuka lagi pertarungan "Cicak lawan Buaya" jilid dua. "Masyarakat dapat menilai bahwa pihak kepolisian cenderung egois karena tidak ingin kasus pengadaan SIM tersebut diurus oleh KPK. Pasti jika hal ini terus dibiarkan maka berpotensi akan menjadi konflik semacam Cicak Buaya karena KPK disakiti oleh kepolisian," ujar Bambang Widodo Umar, yang juga dosen Kriminologi Universitas Indonesia, tersebut saat dihubungi, Jumat (3/8). Bambang mendesak Kapolri Timur Pradopo untuk segera mengambil sikap tegas menyelesaikan masalah sengketa penyidikan dugaan Korupsi simulator SIM di tubuh Korlantas agar tidak terus berlarut.
Bisa berlanjut Cicak Vs Buaya jilid II
JAKARTA. Pakar Kepolisian, Bambang Widodo Umar, menilai tarik-menarik kasus dugaan korupsi pengadaan simulator kendaraan roda dua dan empat di Korps Lalu Lintas Polri (Korlantas) berpotensi membuka lagi pertarungan "Cicak lawan Buaya" jilid dua. "Masyarakat dapat menilai bahwa pihak kepolisian cenderung egois karena tidak ingin kasus pengadaan SIM tersebut diurus oleh KPK. Pasti jika hal ini terus dibiarkan maka berpotensi akan menjadi konflik semacam Cicak Buaya karena KPK disakiti oleh kepolisian," ujar Bambang Widodo Umar, yang juga dosen Kriminologi Universitas Indonesia, tersebut saat dihubungi, Jumat (3/8). Bambang mendesak Kapolri Timur Pradopo untuk segera mengambil sikap tegas menyelesaikan masalah sengketa penyidikan dugaan Korupsi simulator SIM di tubuh Korlantas agar tidak terus berlarut.