KONTAN.CO.ID - Dulu, boleh jadi, kita mengenal leci sebagai buah kaleng. Ya, leci seringkali dibeli dalam kemasan kaleng dengan rasa manis lantaran diawetkan dengan air gula. Namun, kini, leci juga bisa diperoleh dalam kondisi segar. Pasalnya, buah dengan kulit berwarna merah ini sudah mulai dibudidayakan di negeri ini. Meski habitat asli buah dengan nama latin
Leachi Chinensis tersebut adalah daerah beriklim subtropis, namun tanaman ini bisa dibudidayakan di Indonesia. Selama ini, leci banyak ditanam di China, India, Madagaskar dan lainnya.
Leci bisa tumbuh dengan baik di udara sejuk dengan cukup banyak air. Namun, jangan biarkan air sampai menggenang. Dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 700 meter di atas permukaan laut merupakan daerah yang cocok untuk pertumbuhan leci. Adapun, suhu udara yang baik sekitar 90 C - 190 C selama musim hujan dan 250 C - 330 C selama musim kemarau. Lantaran bisa ditanam di sini, potensi bisnis leci mulai terbuka lebar. Cahyaning Tri Kunastri, Pengelola Taman Buah Bunton asal Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur mengatakan, permintaan bibit leci terus meningkat. Dalam sebulan, penjualannya 100-200 bibit. Kebanyakan konsumennya adalah penjual bibit tanaman yang berada disekitar kota Malang dan pembeli ritel yang berada di sekitar Pulau Jawa, Kalimantan dan Sumatra. Harganya Rp 50.000 per bibit. Kini, Nana, panggilan akrab Cahyaning, sudah menyiapkan 500 bibit leci. Seluruh bibitnya tersebut dikembangbiakkan di lahan pertanian yang berada di Wagir. Awalnya, Nana mendapat bibit leci pertama dari seorang temannya. Sang teman membeli bibit ini langsung dari luar ngeri. Sampai sekarang, Nana mempunyai lima pohon indukan dengan usia rata-rata 13 tahun. Berbeda dengan Nana, William Soejokto justru mengatakan, permintaan pasar akan buah berwarna merah ini masih kecil. Dalam sebulan hanya sekitar 50 - 100 bibit tanaman yang dikirimkannya ke pelanggan yang berada di sekitar Jawa dan Sumatra. "Ini disebabkan leci cukup sulit untuk berbuah di dataran rendah," tuturnya. William menjual bibit leci ini mulai Rp 30.000 hingga Rp 500.000 untuk tanaman setinggi dua meter. Laki-laki asal Jambi ini sudah lima tahun lalu membudidayakan leci. Namun, sampai sekarang, dia belum mendapati tanamannya berbuah. Oleh karena itu, dalam penilaiannya, jika pohon leci bisa menghasilkan buah, baik yang ditanam di dataran rendah maupun dataran tinggi, nanti harga jualnya bisa terkerek naik. Apalagi, jika semakin viral, maka akan banyak penggemar tanaman akan memburunya. Perawatan mudah, tapi harus sabar memetik buahnya Lici atau leci adalah buah-buahan dari genus Litchi yang tergolong familia lerak-lerakan Sapindaceae. Leci memiliki bau yang harum. Rasanya manis dengan sedikit asam. Kandungan gizinya cukup tinggi. Mengkonsumsi tujuh butir leci dapat memenuhi kebutuhan vitamin C untuk satu hari. Buah leci juga berkhasiat sebagai obat, yaitu untuk mengobati batuk dan asma. Selain itu, buah leci dapat diolah lebih lanjut dalam skala pabrikasi, seperti sari buah rasa leci, sirup dan makanan atau minuman kalengan
(canning). Lantaran berpotensi tumbuh di Indonesia, kini bibit leci menjadi buruan. Namun, menurut Cahyaning Tri Kunastri, Pengelola Taman Buah Bunton sekaligus Pembibit asal Wagir, Kabupaten Malang, Jawa Timur, tanaman ini butuh waktu cukup lama untuk beradaptasi di Indonesia. "Pohon indukan saya saja baru berbuah saat sudah sembilan tahun. Padahal, itu hasil cangkok," tuturnya. Meski begitu, pohon leci cukup tahan penyakit. Hanya saat pergantian musim, daunnya rawan terserang kutu putih. Cara menangkalnya, cukup semprotkan cairan pembutuh kutu tanaman. Tanaman ini dapat dikembangbiakkan dengan cangkok. Perempuan yang lebih akrab disapa Nana ini selalu mengambil batang untuk cangkok dari pohon indukan yang sudah berumur 13 tahun. Perawatannya mudah. Penyiraman dilakukan dua hari sekali saat musim kemaru. Pada musim hujan, cukup dijaga media tanamnya basah. Sedangkan, pemupukan bisanya menggunakan campuran pupuk organik dari kotoran kambing atau buah-buahan yang busuk dengan NPK. Komposisi campurannya 1:1 dengan jangka waktu pemberian enam bulan sekali. Nana mengingatkan, pohon leci butuh sinar matahari langsung. Bila terlalu banyak naungan, tanaman hanya akan lebat daun tanpa bisa berbuah. William Soejokto, pembudidaya tanaman asal Jakarta mengatakan, pohon leci cukup sulit berbuah meski sudah dirangsang dengan berbagai pupuk. "Leci lebih mudah berbuah di dataran tinggi," kata William yang belum melihat pohonnya berbuah sejak ia tanam lima tahun lalu. Laki-laki asal Jambi ini juga memilih cara cangkok mengembangbiakkan leci. Batang indukan berumur satu atau dua tahun siap untuk dicangkok.
Media cangkok dapat menggunakan sabut kelapa, sekam, dan tanah, yang dibungkus dengan plastik. Dalam waktu satu sampai dua bulan akar tanaman baru muncul dan siap dipindahkan kedalam
polybag. Dia mengingatkan saat proses cangkok agar diberi pupuk perangsang akar agar lebih cepat tumbuh. Pastikan akar sudah berwarna coklat sehingga saat dipindahkan tanaman baru dapat menyerap nutrisi dengan maksimal. Penyiramannya cukup sehari sekali dan pemupukan setiap enam bulan dengan pupuk NPK. Selain itu, tanaman ini juga membutuhkan sinar matahari langsung. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.