Bisa kawin di kandang atau dilepas di halaman (2)



Meski masuk kategori merpati hias, cara menernakkan merpati kipas hampir sama dengan merpati jenis lain. Deni Agustin, peternak merpati kipas asal Palembang, Sumatra Selatan, bilang, ada beberapa langkah yang dilakukan guna pembiakan merpati kipas.

Langkah pertama adalah menyiapkan sepasang indukan yang siap berproduksi. Menurut Deni, usia indukan yang siap produksi minimal lima hingga enam bulan. "Pada usia ini, indukan sudah mulai bertelur," katanya.

Supaya indukan mau kawin, buatkan kandang yang nyaman. Deni bilang, kandang merpati kipas bisa dibuat berbentuk kotak dengan ukuran 2 meter persegi. Kandang itu bisa menampung dua pasang indukan sekaligus.


Untuk membantu pembuahan berjalan lebih cepat, berikan pakan yang mengandung vitamin tinggi. Di antaranya, berupa pur atau jagung. "Selain itu, rutin dimandikan," ujar Deni.

Sekali bertelur, indukan merpati kipas bisa menghasilkan tiga telur sampai empat telur. Namun, yang menetas biasanya maksimal dua telur. Proses pengeraman bisa berlangsung hingga sebulan.

Selama ini, Deni menangkarkan merpati kipas secara alamiah. Dalam arti, telur dierami langsung oleh induknya. Begitupun dengan pemeliharaan anakan atau piyik. "Semuanya dipelihara oleh induknya sendiri," kata Deni.

Indukan akan meloloh atau menyuapi bayi-bayinya hingga berusia dua minggu. Setelah dua minggu biasanya anakan sudah bisa makan sendiri.

Prawira, peternak merpati kipas asal Yogyakarta menambahkan, selain memakai media kandang, proses kawinnya juga bisa dengan cara membiarkannya berkeliaran di halaman rumah. "Cara ini biasa disebut dengan istilah diumbar," ujarnya.

Kedua cara ini memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Bila ingin memakai media kandang, peternak lebih bisa memilih indukan yang berkualitas. Biasanya, hal ini dilakukan bila ingin menghasilkan varietas tertentu. "Cara ini dilakukan bila ingin melakukan kawin silang sesuai keinginan," ujar Prawira.

Saat memilih indukan, menurut Prawira, pastikan umurnya tidak terlalu tua. "Maksimal sudah berumur sekitar lima bulan," katanya.

Peternak lainnya, Kamaruddin Anwar mengatakan, perawatan piyik sebaiknya dipisahkan dari indukannya. Selain itu, bagian terpenting dari perawatan piyik ini adalah harus telaten memberi makan dan membersihkan bulunya.

"Masalah ini menentukan. Sebab, saat dia sudah dewasa, bulunya akan jadi indah," katanya. Pakan piyik bisa disamakan dengan indukannya. Namun, sebelumnya harus dilembutkan dahulu.     (Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri