KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lebih dari 170 organisasi nirlaba pada hari Rabu (9/7/2020) menyerukan Johnson & Johnson untuk berhenti menjual bedak bayi Johnson yang berbasis talc di seluruh dunia. Alasannya, menurut pernyataan dari kelompok advokasi Black Women for Wellness, produk ini dikhawatirkan mengandung asbes penyebab kanker. Melansir Reuters, organisasi yang meliputi lembaga-lembaga pendidikan seperti Universitas Emory dan kelompok-kelompok aktivis seperti Greenpeace, juga menginginkan perusahaan untuk menarik kembali inventaris yang ada di Amerika Utara. Janette Robinson Flint, direktur eksekutif Black Women for Wellness, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pilihan J&J untuk terus memasarkan bedak bayi di pasar internasional, seringkali kepada konsumen Black dan Brown, bertentangan dengan pernyataan yang dikeluarkan pada Juni yang berkomitmen untuk memerangi ketidaksetaraan ras.
Bisa picu kanker, Johnson & Johnson didesak setop penjualan bedak bayi secara global
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Lebih dari 170 organisasi nirlaba pada hari Rabu (9/7/2020) menyerukan Johnson & Johnson untuk berhenti menjual bedak bayi Johnson yang berbasis talc di seluruh dunia. Alasannya, menurut pernyataan dari kelompok advokasi Black Women for Wellness, produk ini dikhawatirkan mengandung asbes penyebab kanker. Melansir Reuters, organisasi yang meliputi lembaga-lembaga pendidikan seperti Universitas Emory dan kelompok-kelompok aktivis seperti Greenpeace, juga menginginkan perusahaan untuk menarik kembali inventaris yang ada di Amerika Utara. Janette Robinson Flint, direktur eksekutif Black Women for Wellness, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pilihan J&J untuk terus memasarkan bedak bayi di pasar internasional, seringkali kepada konsumen Black dan Brown, bertentangan dengan pernyataan yang dikeluarkan pada Juni yang berkomitmen untuk memerangi ketidaksetaraan ras.