KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BISI International Tbk (
BISI) optimistis target pertumbuhan penjualan minimum 20% pada tahun 2022 dapat tercapai. Agus Saputra Wijaya, Presiden Direktur BISI International menyampaikan, target kinerja di tahun ini masih cukup realistis mengingat pada bulan Oktober sampai Desember nanti diperkirakan musim hujan sudah mulai berlangsung. Alhasil, kegiatan penanaman jagung di daerah-daerah sentra akan tumbuh cukup besar. “Hal itu juga mempengaruhi pada permintaan produk agrokimianya,” ujar Agus, Selasa (4/10) silam.
Baca Juga: Antisipasi Kenaikan Permintaan, BISI Mengerek Kapasitas Produksi Kinerja BISI sebenarnya moncer pada paruh pertama 2022. Mengutip laporan keuangan perusahaan, penjualan bersih BISI meningkat 24,12% secara tahunan atau
year on year (YoY) menjadi Rp 1,17 triliun pada semester pertama 2022. Di saat yang sama, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk BISI melesat 42,40% (YoY) menjadi Rp 207,76 miliar. Salah satu upaya BISI untuk memenuhi target kinerja di tahun ini adalah melalui penambahan 67 unit armada
canvasser. Manajemen BISI menyediakan belanja modal atau
capital expenditure (capex) untuk menambah
canvasser sebanyak Rp 82 miliar.
Baca Juga: Bisi International (BISI) Targetkan Laba Bersih Naik 20% di Tahun 2022 Agenda bisnis tersebut telah direalisasikan seluruhnya pada September lalu, sehingga jumlah armada
canvasser BISI kini menjadi 228 unit. Penambahan
canvasser ini ditujukan utamanya untuk area Sumatra dan Jawa Barat, sehingga penyebaran produk-produk BISI dapat lebih cepat dan merata yang pada akhirnya para petani juga bisa segera merasakan manfaatnya.
“Kami juga mempertimbangkan infrastruktur dan jarak tempuh di suatu wilayah dalam pengembangan divisi
canvassing ini,” imbuh Agus. Lebih lanjut, Manajemen BISI mengaku kenaikan harga BBM beberapa waktu lalu tidak terlalu berdampak pada operasional perusahaan. Ini mengingat biaya BBM hanya sekitar 3%-4% dari total pengeluaran operasional BISI. Hanya saja, harus diakui bahwa kenaikan harga BBM ini tetap memiliki dampak berupa kenaikan biaya pengeluaran BISI sekitar 1% di tiap bulan. “Efek domino kenaikan BBM bisa saja terjadi, tetapi kami rasa tidak akan berpengaruh secara signifikan,” tandas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati