Bisnis Agen Laku Pandai Perbankan Terus Tumbuh



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perbankan terus mengoptimalkan peran agen untuk menjangkau potensi pasar yang selama ini belum tersentuh. Hasilnya, transaksi perbankan lewat agen laku pandai terus bertumbuh.

PT Bank Negara Indonesia (BNI) misalnya, yang berhasil mencatatkan performa yang konstan pada bisnis BNI Agen46. Di mana transaksi di BNI Agen46 hingga Oktober 2024 meningkat 3,33% yoy menjadi 66,0 juta transaksiĀ  dengan nilai transaksi mencapai Rp 41,9 triliun.

Jaringan BNI Agen46 juga terus mengalami pertumbuhan. Hingga Oktober 2024, sudah terdaftar total 207.941 BNI Agen46 yang tersebar di seluruh Wilayah di Indonesia, jumlah tersebut tumbuh sebesar 15,9% secara tahunan .


Rahma Dhoni, Agen46 Division Head BNI menyampaikan, BNI menunjukkan komitmen yang tinggi dalam menyediakan akses layanan perbankan bagi seluruh masyarakat melalui BNI Agen46, sebuah layanan keuangan tanpa kantor (Branchless Banking) yang juga mencakup layanan keuangan digital untuk menjangkau masyarakat yang belum terlayani oleh bank tradisional.

Baca Juga: BNI Perluas Jangkauan Terhadap PMI Lewat Superapp Wondr

"Pertumbuhan ini menunjukkan komitmen BNI untuk memperluas inklusi keuangan dan memberikan akses layanan perbankan yang mudah, aman, dan nyaman bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama di daerah yang belum terjangkau layanan perbankan tradisional," ungkap Dhoni kepada kontan.co.id, Kamis (7/11).

Bisnis keagenan disebut Dhoni berhasil memberikan kontribusi pendapatan Fee Based Income (FBI) yang naik secara signifikan hingga Oktober 2024 sebesar 172,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Dhoni menjelaskan, angka ini menunjukkan peningkatan/pencapaian yang baik dan menjadi bukti efektifitas pengembangan strategi layanan dan produk BNI agen46.

Menurutnya, pencapaian ini merupakan hasil dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan perbaikan proses bisnis, pengelolaan yang efektif, serta peningkatan komposisi transaksi berbayar melalui BNI Agen46.

BNI pun tetap optimistis terhadap prospek BNI Agen46. Perseroan memproyeksikan bahwa hingga akhir tahun 2024, transaksi BNI Agen46 mencapai 110 juta, tumbuh 28% yoy.

Sementara itu, kontribusi FBI diperkirakan akan meningkat hingga Rp 228 miliar, menunjukkan pertumbuhan yang impresif sebesar 147% YoY.

Selanjutnya, PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI (BRIS) mencatat jumlah agen laku pandai mencapai 113.000 agen di seluruh Indonesia yang didominasi di wilayah Aceh dan Jawa.

Hingga Oktober 2024, pertumbuhan transaksi BSI Agen ini mencapai 42% YoY yang didominasi transaksi penarikan uang tunai dari bank manapun. Di mana transaksi BSI Agen juga memberikan dampak positif bagi pertumbuhan fee based income (FBI) sebesar 45% yoy.

Baca Juga: Omset Gadai Emas BSI Capai Rp 13,3 Triliun Hingga Agustus 2024, Ini Strateginya

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyebut, pertumbuhan BSI Agen terus meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat dalam mengakses layanan perbankan syariah lebih dekat, aman dan menjangkau hingga pelosok negeri yang tidak terjangkau oleh kantor layanan cabang.

"Perseroan terus meningkatkan layanan melalui optimalisasi BSI Agen di sejumlah wilayah strategis melalui literasi keuangan syariah bersama BSI Agen yang sukses," imbuhnya.

Adapun PT Bank Rakyat IndonesiaTbk (BBRI), hingga akhir September 2024 telah memiliki lebih dari 1,02 juta AgenBRILink yang tersebar di 62.227 desa di seluruh Indonesia.

Sepanjang Januari hingga September 2024, agen-agen tersebut berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp1.170 triliun yang berasal dari 859 juta transaksi finansial.

Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, melalui pengembangan layanan hybrid bank, BRI telah memperluas jangkauan perbankan ke segmen-segmen masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani secara optimal, termasuk masyarakat di daerah terpencil melalui AgenBRILink.

"Hal ini sesuai dengan misi BRI untuk mendukung inklusi keuangan nasional serta memperkuat ekonomi kerakyatan melalui konsep sharing economy," ungkap Sunarso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari