JAKARTA. Pertumbuhan sektor otomotif masih meningkat setiap tahun. Gabungan Industri Kendaraan Indonesia (Gaikindo) per Januari-Mei 2017 mencatat, penjualan wholesales mencapai 467.529 unit. Angka ini tumbuh 6,1% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya, sebanyak 440.639 unit. Angka tersebut tentu berimbas ke produsen baterai dan aki bakal terkena imbas. Seperti PT Nipress Tbk, yang diproyeksi mempunyai peluang bisnis baik ke depan. Tengok saja, dalam paparan publik belum lama ini, emiten berkode NIPS itu menargetkan penjualan sepanjang 2017 mencapai Rp 1,32 triliun. Angka itu naik 28% dibandingkan realisasi tahun 2016 yang sekitar Rp 1,03 triliun. Alfred Nainggolan, Analis Koneksi Kapital, mengatakan, diversifikasi bisnis Nipress pada tahun 2015 masuk ke industri otomotif menguntungkan perseroan ini. Jadi, tidak mengandalkan penjualan dari sektor industri. "Tahun ini sektor otomotif masih tumbuh positif jadi seharusnya kinerja Nipress masih positif," kata Alfred saat dihubungi KONTAN, Senin (10/7).
Walau memiliki masa depan yang cerah, Alfred bilang, tantangan bagi perusahaan adalah segi ketahanan umur produk. "Produk aki bisa sampai dua tahunan. Sehingga pasar replacement jarang," kata Alfred. Peluang besar Oleh karena itu, peluang peningkatan penjualan dapat diperoleh dari perluasan pelanggan sektor industri dan ekspor. Asal tahu saja, baterai industri biasanya digunakan untuk back up energi pada BTS, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), uninterruptible power supply (UPS), emergency light, server dan lain-lain. Selain memasarkan produk di Indonesia, NIPS memiliki pasar ekspor ke Asia, Afrika, Timur Tengah, Amerika dan Eropa. "Peluang ekspor bisa dicari lagi," tambah Alfred. Sementara, analis Indosurya Mandiri Sekuritas William Surya Wijaya menyatakan, dari sisi teknologi otomotif, kebutuhan minyak akan beralih ke baterai. "Kebutuhan menara BTS juga masih butuh baterai," kata William.