Bisnis AKRA kian luas dengan kawasan industri



JAKARTA. Bisnis penyedia lahan industri memikat PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). Perusahaan ini tengah membangun kawasan industri di Gresik, Jawa Timur. Bisnis ini dipegang anak usaha AKRA, PT Usaha Era Pratama Nusantara (UEPN). AKRA akan membangun kawasan industri lengkap dengan pelabuhan dan rel kereta api ganda.

AKRA juga akan menggandeng PT Pelindo III dalam membangun proyek bernama Java Integrated Industrial dan Ports Estate (JIIPE) tersebut. AKRA akan membangun lahan industri seluas 2.150 hektare (ha) dengan investasi Rp 8 triliun-Rp 9 triliun. Analis yakin, pendapatan AKRA akan meningkat di 2014 karena mulai menjual lahan industri.

Analis Samuel Sekuritas, Yualdo Yudoprawiro menilai, bisnis ini lebih menguntungkan dibandingkan bisnis utama AKRA yaitu distribusi bahan bakar minyak (BBM). Sebab, margin distribusi BBM hanya 4%, sementara margin bisnis kawasan industri bisa mencapai 20%.


Yualdo juga melihat, rencana AKRA mengembangkan bisnis logistik dengan mengoperasikan pelabuhan menjadi pendorong pertumbuhan AKRA dalam jangka panjang.

Kepala Riset Bahana Securities, Harry Su menganggap, bisnis kawasan industri AKRA cukup menarik. Hanya saja, bisnis ini belum akan menghasilkan di tahun depan. Malaj, kata dia, dalam jangka pendek, kinerja AKRA sedikit menurun karena harus membiayai proyek baru ini.

"Sebagian pendapatan bakal digunakan untuk mendanai kebutuhan ekspansi," jelas dia. Kondisi AKRA semakin terjepit mengingat bisnis inti AKRA merugi karena lonjakan biaya operasi. Dus, margin AKRA akan turun dari 4,2% menjadi 3,4% di tahun ini.

Analis Valbury Asia Securities, Budi Rustanto menambahkan, peminat JIIPE bisa dari berbagai kalangan industri seperti pabrik kimia, industri petrokimia, alat berat dan smelter. Infrastruktur pendukung seperti pelabuhan dan rel kereta akan meningkatkan kontribusi bisnis logistik AKRA. Saat ini, kontribusi bisnis logistik masih 2%.

"Keunggulan AKRA adalah kawasan industrinya dekat dengan pelabuhan," ujar Budi. Meski menilai positif bisnis baru AKRA, Budi belum dapat menghitung kontribusi penjualan kawasan industri pada tahun depan.

Yualdo memprediksi, AKRA akan mulai menjual lahan industri di 2014 di harga US$ 140 per m². Asumsi dia, penjualan 70% lahan industri seluas 1.505 ha akan berlangsung selama 15 tahun. Sisanya, seluas 645 ha akan disewakan.

Perhitungan Harry, penjualan AKRA tahun ini akan naik 13,79% menjadi Rp 24,66 triliun di 2013. Sementara, laba bersih AKRA naik 6,1% menjadi Rp 689 miliar.

Yualdo menghitung, pendapatan AKRA di 2013 bakal naik 27,82% menjadi Rp 27,70 triliun, dengan laba bersih naik 10,9% menjadi Rp 720 miliar, dan akan melonjak 45,41% menjadi Rp 1,04 triliun di 2014. Namun, Yualdo merekomendasikan hold saham AKRA karena harga sudah mendekati valuasi. Target harga AKRA di Rp 5.300 dengan PER 28,6 kali. 

Harry melihat, kinerja AKRA akan negatif di tahun ini. Dus, dia merekomendasikan jual saham AKRA di Rp 4.150. Sementara, Budi masih merekomendasi beli saham AKRA di Rp 5.600 dengan PER 29 kali. Kemarin, harga saham AKRA naik 0,98% ke Rp 5.150 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana