Bisnis alat berat INTA terdongkrak



KONTAN.CO.ID - Industri bisnis alat berat nasional terdongkrak tahun ini. Alhasil, pemain seperti PT Intraco Penta Tbk (INTA) ikut mencatat kenaikan penjualan.

Ferdinand D, Investor Relations Strategist Intraco Penta mengatakan, penjualan dari sektor tambang menjadi pendulang penjualan sampai Juli 2017. "Karena harga batubara dunia tetap bagus. Kami yakin untuk lini usaha alat berat akan terus naik khususnya dalam memenuhi kebutuhan tambang batubara yang meningkat," kata  Ferdinand kepada KONTAN, Kamis (31/8).

Sekadar informasi, penjualan emiten berkode saham INTA dari sektor alat berat di luar spare part per Juli 2017 sebesar Rp 615,7 miliar. Angka ini meningkat ketimbang periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp 351,6 miliar.


Sedangkan  secara unit, penjualan alat berat INTA Januari sampai Juli 2017 sebesar 319 unit atau naik dibanding periode sama tahun sebelumnya 209 unit. "Memang secara proporsi divisi alat berat pertumbuhan paling tinggi. Tapi target kami keseluruhan pendapatan bisa tumbuh 20%," lanjutnya.

Seperti diketahui, INTA punya anak usaha di bidang keagenan alat berat merek Volvo dan SDLG melalui PT Intraco Penta Prima Servis serta penjualan dan layanan merek Sinotruk, Mahindra, Bobcat, Doosan dan Sany Palfinger melalui PT Intraco Penta Wahana.  

Meski bisnis alat berat bertumbuh, INTA tetap membidik proyek pembangkit listrik. Apalagi, INTA baru saja mengambil alih 30% saham PT Petra Unggul Sejahtera. 

Sebagai informasi, Petra Unggul merupakan induk perusahaan yang memiliki entitas anak yakni TJK Power yang mengelola PLTU Batam berkapasitas 2X55 MW. Investasi pada Petra Unggul akan tercatat sebagai aktiva jangka panjang INTA, dan perusahaan akan mengakui 30% bagian laba atau rugi Petra Unggul dalam laporan keuangannya.

Sementara itu, INTA juga akan mengerjakan pekerjaan listrik di Bengkulu. Kapasitas pembangkit listrik di Bengkulu lebih tinggi daripada kapasitas powerplant di Batam sebesar 2X100MW. "Jadi sekarang INTA punya portofolio kelistrikan total di atas 300MW, tetapi kami tetap ikut tender-tender dari PLN," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati