JAKARTA. Imbas bencana Jepang akhirnya mulai sampai ke Indonesia khususnya di bisnis alat berat. Pasalnya, komponen terurai atau completely knock down (CKD) dan dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) masih tergantung dari negeri Sakura tersebut. Menurut A.Solichin, Wakil Ketua Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia (Hinabi) A Solihin mengatakan masih rusaknya pabrik-pabrik prinsipal di Jepang membuat produksi dan distribusi terganggu."Ini mengancam ketersediaan pasokan alat berat dan bisa mengancam kelancaran produksi kami," ungkapnya, Rabu (23/3). Kapasitas produksi seluruh industri alat berat saat ini 6.000 unit per tahun untuk CKD. Sedangkan sekitar 2.500 unit diimpor berbentuk CBU. Baik CKD dan CBU keduanya akan terkena dampak. Pasalnya pabrik di Jepang tidak berproduksi hingga satu bulan karena masa pemulihan. Karena itu akan mempengaruhi proses produksi di dalam negeri selama satu bulan ke depan.
Bisnis alat berat mulai kena imbas Jepang
JAKARTA. Imbas bencana Jepang akhirnya mulai sampai ke Indonesia khususnya di bisnis alat berat. Pasalnya, komponen terurai atau completely knock down (CKD) dan dalam bentuk utuh atau completely built up (CBU) masih tergantung dari negeri Sakura tersebut. Menurut A.Solichin, Wakil Ketua Asosiasi Industri Alat Besar Indonesia (Hinabi) A Solihin mengatakan masih rusaknya pabrik-pabrik prinsipal di Jepang membuat produksi dan distribusi terganggu."Ini mengancam ketersediaan pasokan alat berat dan bisa mengancam kelancaran produksi kami," ungkapnya, Rabu (23/3). Kapasitas produksi seluruh industri alat berat saat ini 6.000 unit per tahun untuk CKD. Sedangkan sekitar 2.500 unit diimpor berbentuk CBU. Baik CKD dan CBU keduanya akan terkena dampak. Pasalnya pabrik di Jepang tidak berproduksi hingga satu bulan karena masa pemulihan. Karena itu akan mempengaruhi proses produksi di dalam negeri selama satu bulan ke depan.