Bisnis Astra International 2023 Ditopang Segmen Otomotif, Cek Rekomendasi Saham ASII



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Astra International Tbk (ASII) di tahun depan bakal ditopang oleh segmen otomotif. Meskipun segmen penjualan alat berat tertekan, kantong ASII masih tebal dari penjualan kendaraan.

Kepala Riset Aldiracita Sekuritas Agus Pramono meyakini bahwa penjualan otomotif ASII akan lebih baik di tahun depan. Hal itu karena menimbang daya beli masyarakat Indonesia atas kepemilikan kendaraan masih cukup kuat.

Adapun penjualan mobil Astra sebanyak 50.795 unit pada November 2022. Jumlah itu turun 7,35% dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebanyak 54.826 unit.


Kendati demikian, penjualan mobil ASII dalam periode 11 bulan tahun 2022 masih cukup kuat. ASII mencatat penjualan mobil sebanyak 519.085 unit pada November 2022 atau naik 18,5% secara tahunan.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Hari Ini (16/12) Usai Rapat The Fed

Sementara, Agus menuturkan, penjualan alat berat Astra dan segmen agribisnis di tahun 2023 tidak akan sebaik tahun 2022. Hal tersebut mengingat harga komoditas sudah terlampau tinggi di tahun ini dan perlahan melandai.

Tetapi, bisnis alat berat yang dikelola oleh PT United Tractors Tbk (UNTR) dan segmen agribisnis yang diurus oleh PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masih cukup prospektif. 

"Walaupun harga komoditas akan turun, secara rata-rata harga masih lebih tinggi dari sebelum pandemi," imbuh Agus kepada Kontan.co.id, Kamis (15/12).

Analis Henan Putihrai Sekuritas Alroy Soeparto menilai bahwa segmen usaha alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi (HEMCE) milik ASII bakal turun di tahun 2023. Hal itu seiring harga komoditas termasuk batubara yang diperkirakan turun.

"Kami memperkirakan penjualan alat berat dan aktivitas pertambangan pada tahun 2023 tidak setinggi tahun ini," ujar Alroy kepada Kontan.co.id, Kamis (15/12).

Baca Juga: Roda Bisnis Astra International (ASII) Tetap Bergulir Berkat Sektor Otomotif

Alroy memproyeksikan segmen usaha alat berat akan menjadi kontributor terbesar kedua dari pendapatan dan laba bersih ASII setelah segmen usaha otomotif di tahun 2023.

Seperti diketahui bahwa segmen usaha alat berat menopang bisnis emiten holding grup Astra tersebut. Sampai kuartal ketiga 2022, ASII sukses mengantongi laba bersih konsolidasi sebesar Rp 23,33 triliun atau melesat 55,84% dari periode yang sama tahun lalu. 

Pertumbuhan laba bersih ASII seiring kenaikan pendapatan menjadi Rp 221,35 triliun. Pendapatan Astra tumbuh 32,22% dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu sebesar Rp 167,4 triliun.

Dari situ, segmen bisnis penjualan alat berat menjadi kontributor utama laba bersih ASII sebesar Rp 9,53 triliun, naik 105% secara tahunan. Sementara, pendapatan terbesar kedua dari divisi otomotif sebesar Rp 6,79 triliun, tumbuh 23% dibanding kuartal ketiga 2021.

Baca Juga: Begini Strategi Bisnis Astra Infra di Bisnis Jalan Tol

Menurut Alroy, segmen penjualan otomotif ASII bakal lebih melaju di tahun depan. Sebab, peningkatan suku bunga tidak begitu berdampak bagi penjualan kendaraan ASII karena adanya relaksasi perpanjangan down payment (DP) 0% sampai Desember 2023.

Terlebih, ASII mampu mempertahankan kinerja penjualan otomotif di tengah lonjakan harga bahan bakar minyak (BBM).

Dengan demikian dapat meningkatkan jumlah penjualan otomotif ASII, serta bisa menjalar ke peningkatan kinerja segmen usaha jasa keuangan melalui kredit kendaraan.

Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya dalam riset 14 Desember 2022 mengatakan bahwa segmen otomotif Astra masih akan terus bertumbuh. Berkaca pada penjualan otomotif nasional, maka permintaan kendaraan ASII masih tinggi.

Baca Juga: Harga Saham Blue Chip Bigcaps Koreksi Desember 2022, Cek Yang Punya Prospek Cerah

Penjualan wholesales kendaraan roda empat (4W) nasional pada bulan November sebesar 91.081 unit atau bertumbuh 4,2% YoY. Pencapaian secara year to date (YtD) adalah terjual sebanyak 942.494 unit atau naik 19,2%, sudah mendekati target 950.000 unit untuk tahun 2022.

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan roda empat bisa mencapai 975.000 unit di tahun depan. Optimisme tersebut didorong oleh kenaikan tingkat produksi dan penjualan ekspor yang lebih kuat.

ASII masih mendominasi segmen 4W nasional dengan pangsa pasar sebesar 55% di November. Didukung oleh kontribusi stabil dari penjualan Daihatsu sebanyak 20.963 unit di November atau tumbuh 19,9% MoM dan naik 30,7% YoY. Sedangkan, penjualan Toyota sebesar 26.513 unit, masing-masing turun 21,6% MoM dan 21,0% YoY.

Sejalan dengan penjualan roda empat, penjualan kendaraan roda dua (2W) juga sudah kembali normal pasca berkurangnya masalah kelangkaan semikonduktor. Penjualan segmen kendaraan roda dua mulai relatif stabil sejak langkah-langkah lockdown dilonggarkan . Kondisi itu menandakan peningkatan pada segmen pendapatan dari kelas menengah ke bawah. 

Baca Juga: Grup Astra Masuk, Industri Nikel Indonesia Makin Ramai

Selain itu, ASII menargetkan jangka menengah untuk memperoleh keuntungan lebih dari daya tarik melalui model hybrid barunya misalnya Toyota Innova Zenix sebagai pemimpin di segmen med-MPV 2.000 cc nasional.

Produk baru ini telah diterima secara positif oleh pasar dengan 4.000 unit telah dipesan sejak pertama kali diperkenalkan pada bulan November.

Menurut Andrey, sentimen positif untuk industri otomotif akan berlanjut di tahun depan. Namun dengan asumsi pertumbuhan wholesale sebesar 3% YoY, serta terlepas dari tantangan ekonomi makro.

Meskipun menantang, tetapi penyerapan bisnis otomotif masih cukup baik. Hal itu didukung ketangguhan konsumsi domestik yakni Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November tetap stabil di 119, serta adanya peningkatan aktivitas pembiayaan untuk kredit kendaraan.

Andrey merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 7.650 per saham. Alroy juga menyarankan buy saham ASII dengan target harga sebesar Rp 7.500 per saham. Sementara Agus merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga sebesar Rp 8.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati