Bisnis Asuransi Astra tahun lalu tertekan pandemi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2020, PT Asuransi Astra Buana atau Asuransi Astra mencatatkan total pendapatan premi hingga Rp 3,8 triliun. Hasil tersebut mengalami penurunan hingga 2,6% yoy dari sebelumnya mencapai Rp 3,9 triliun.

Sebaliknya, Asuransi Astra justru mengalami kenaikan untuk beban klaim yang harus dibayarkan hingga 2,9% atau hampir mencapai Rp 2,2 triliun. Sedangkan untuk hasil investasi mengalami penurunan sebesar 10,4% menjadi Rp 665 miliar.

“Tahun 2020 adalah tahun terberat dalam satu dekade terakhir yang dipicu oleh situasi pandemi virus corona. Penurunan suku bunga dan tekanan pada pasar modal sepanjang tahun 2020 juga memberikan tantangan tersendiri bagi industri asuransi di Indonesia khususnya pada portofolio investasi,” ujar Presiden Direktur Asuransi Astra  Rudy Chen seperti dikutip dalam laporan keuangan Asuransi Astra, Senin (26/4).


Baca Juga: Astra Life catatkan kenaikan premi sebesar 11% pada tahun 2020

Kontribusi terbesar dari premi yang didapatkan oleh Asuransi Astra berasal dari asuransi kendaraan bermotor sebesar Rp 2,2 triliun meskipun sejatinya mengalami penurunan sebesar 13,3% yoy. Setelah itu ada asuransi kecelakaan diri dan kesehatan yang mengalami peningkatan sepanjang 2020 hingga 13,1% yoy menjadi Rp 1 triliun.

“Penurunan yang signifikan pada lini bisnis asuransi kendaraan bermotor akibat pemberlakuan PSBB di Jakarta dan sekitarnya, diimbangi dengan pertumbuhan positif lini bisnis asuransi kesehatan dan stabilitas dari lini bisnis asuransi komersial,” ungkap Rudy.

Ia juga mengungkapkan bahwa kondisi pandemi yang masih belum berakhir di tahun ini mungkin masih akan berdampak pada pemulihan industri kendaraan bermotor dan bidang usaha lainnya khususnya yang terkait mobilitas. Oleh karena itu, Asuransi Astra  juga masih akan menghadapi tantangan tersebut.

“Situasi new normal ini menuntut pelaku bisnis untuk melakukan inisiatif dalam mengantisipasi perubahan perilaku konsumen, dan ini menjadi suatu kesempatan bagi kami dengan tetap memperhatikan penerapan praktik manajemen yang prudent pada setiap aktivitas,” pungkas Rudy.

Selanjutnya: Mendekati batas waktu Mei, restrukturisasi Jiwasraya belum capai 100%, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi