Bisnis Asuransi Kredit Menurun pada Tahun Lalu



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) mencatat total klaim asuransi kredit sebesar Rp 8,10 triliun pada 2022. Nilai klaim tersebut mengalami peningkatan 6,16% dari Rp 7,63 triliun di tahun 2021.

Tak hanya nilai klaim, mereka juga mencatat nilai premi Rp 10,77 triliun pada 2022, turun 27,11% dari total 13,69 triliun di tahun 2021. Dari data klaim dan premi di dua periode tersebut, AAUI mencatat rasio klaim sebesar 75% di tahun 2022 dan 56% di tahun 2021.

Menyikapi peningkatan klaim dan premi yang menurun, Direktur Eksekutif AAUI Bern Dwyanti mengatakan bahwa Industri asuransi umum telah memiliki kesadaran terhadap kondisi permasalahan di asuransi kredit dan mulai melakukan perbaikan serta pencadangan. Hal itu tercermin lewat pembentukan besaran Incurred But Not Reported (IBNR) yang benar.


Baca Juga: OJK Belum Terima Dokumen Persetujuan Tertulis dari Kresna Life, Izin Usaha Dicabut?

Menurut Bern, transparansi risiko kredit yang ada sangatlah rendah, terutama jika dilihat dari perspektif penanggung akhir. Untuk itu ia berharap perlunya aturan terkait akses Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) terhadap perusahaan perasuransian untuk mencegah terjadinya krisis karena kualitas kreditur yang buruk.

Di samping itu, Bern bilang tidak seluruh portfolio asuransi kredit yang ada saat ini bermasalah. Karena itu ia berencana melakukan perbaikan jangka panjang yang komprehensif dan visible terhadap yang bermasalah saja dengan pengawasan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Tidak seluruh portfolio asuransi kredit yang ada saat ini bermasalah, dan bahkan ada yang memberikan hasil underwriting yang baik,” ujar Bern kepada Kontan, Rabu (15/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi