JAKARTA. Peluang ekspor ban tahun ini diprediksikan membaik dan meningkat. Peluang tersebut seiring dengan kenaikan populasi mobil di seluruh dunia. Salah satu produsen ban yang optimistis melihat pertumbuhan pasar ekspor tersebut adalah PT Multistrada Arah Sarana Tbk.Cindyanto Jong, Deputi Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk mengatakan, secara umum tahun ini emiten berkode saham MASA tersebut mengincar kenaikan pendapatan sebesar 20%. Target pendapatan tersebut lebih tinggi dibandingkan target pendapatan tahun 2016 lalu, yang sebesar 15%. "Untuk ekspor kami target naik sebesar 20%," kata Cindyanto kepada KONTAN, Selasa (28/2).Adapun target pasar utama ekspor MASA berasal dari Amerika Serikat (AS), Eropa dan Timur Tengah. Saat ini, Multistrada semakin memantapkan kuku di Amerika Serikat (AS), setelah mempunyai kantor cabang sendiri.
Selain itu, peluang pasar MASA semakin besar di AS setelah AS menuduh dumping ban yang diimpor dari China. Keputusan lembaga anti dumping di AS tersebut membuka lebar-lebar bagi produsen ban Indonesia masuk ke pasar ban di Negara Paman Sam itu. "Kontribusi ekspor kami prediksi bisa 65% dari total penjualan," kata Cindyanto. Merujuk laporan keuangan MASA pada kuartal III-2016 lalu, penjualan tercatat sebesar US$ 176,67 juta atau turun 4,3% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya sebesar US$ 184,7 juta. Bila diperinci, penjualan ekspor MASA tercatat US$ 116,9 juta, turun 11,4% dari periode yang sama sebesar US$ 131,8 juta. Sementara penjualan domestik justru naik menjadi sebesar US$ 59,7 juta, atau naik 13,4% dari periode yang sama sebesar US$ 52,8 juta. Tren pasar membaik Tak hanya untuk pasar ekspor, penjualan ban di pasar domestik juga diproyeksikan akan naik seiring bertambahnya populasi kendaraan di Indonesia. Asosiasi Pengusaha Ban Indonesia (APBI) memproyeksikan, penjualan ban untuk roda empat tahun ini berpotensi naik menjadi 77 juta-78 juta ban. Proyeksi penjualan ban mobil tersebut naik 8% ketimbang realisasi penjualan ban tahun 2016 lalu sebanyak 63 juta ban. Adapun target penjualan ban roda dua tahun tersebut diproyeksikan sebanyak 65 juta-66 juta ban, atau naik sekitar 3%-5% dari total penjualan bannya tahun 2015 lalu sebanyak 63 juta ban. Aziz Pane, Ketua Umum APBI, menyebutkan, proporsi penjualan ban roda empat untuk pasar ekspor berkontribusi paling besar yakni 75%. Kemudian 10% pasar ban produksi Indonesia itu menyasar ban untuk pabrikan otomotif atau dikenal dengan original equipment manufacturer (OEM). Kemudian, 15% sumber pasar lain dipasarkan untuk ban pengganti di pasar domestik. Sedangkan produksi ban roda dua atau sepeda motor, sekitar 15%-20% menggelinding ke pasar ekspor. Selebihnya menyasar pasar domestik dan pasar OEM.
Tanda-tanda kenaikan penjualan ban sudah terlihat mulai kuartal III-2016 lalu. "Khusus untuk ekspor, trennya berpotensi naik 4%-5%, karena adanya dukungan harga komoditas yang mulai membaik," kata Aziz, saat dihubungi KONTAN Kamis (2/3). Menurut Aziz, di pasar ban global, pesaing ban buatan Indonesia berasal dari ban yang diproduksi oleh China dan India. Menurutnya, kedua negara tersebut menjadi pesaing karena keduanya sama-sama memproduksi ban dengan segmen pasar menengah ke bawah. Aziz mengklaim, untuk ban biasa, produk Indonesia masih nomor satu di pasar global. "Tapi untuk ban radial produk dari Indonesia belum bisa menjadi nomor satu," kata Aziz. Selain MASA, produsen ban yang rajin ekspor adalah PT Gajah Tunggal Tbk dan PT Goodyear Indonesia Tbk. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini