Bisnis Ban Multistrada Semakin Menggelinding



JAKARTA. Meski bisnis otomotif nasional tengah lesu darah, kinerja produsen ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), justru semakin membaik. Saat ini perusahaan ini menerima pesanan ban hingga 35.000 unit per hari.


Padahal, kapasitas produksi emiten berkode saham MASA ini hanya 17.500 unit per hari. Pesanan terbanyak datang dari Amerika Serikat (AS). Maklum, negara Uncle Sam ini mengenakan tarif impor untuk ban asal China. Berkahnya, Indonesia pun kebanjiran permintaan ban dari AS.

Untuk menjawab tingginya permintaan tersebut, MASA berencana menambah kapasitas produksi pabriknya. Mereka kini tengah menjajaki pinjaman sejumlah bank untuk membiayai penambahan kapasitas produksi tersebut. "Ada tiga hingga empat bank asing yang kami jajaki," kata Presiden Direktur MASA Pieter Tanuri, belum lama ini.

Sumber KONTAN membisikkan, produsen ban bermerek Archilles ini membutuhkan dana sekitar US$ 100 juta untuk menambah kapasitas produksi tersebut.

Analis Danareksa Sekuritas, Indra Pradana Yudison mengatakan, rencana MASA untuk menggenjot kapasitas produksi adalah langkah tepat. Produk ban MASA memang menyasar pasar ekspor, yakni sekitar 80% dari total produksi. "Di saat permintaan ban produsen lain turun, penjualan MASA malah meningkat," ujarnya.

Arga Paradita Sutiono, Analis Asia Kapitalindo Securities juga memuji naiknya produksi ban MASA di saat kondisi ekonomi sedang melemah. Alhasil, dia memprediksi, kinerja keuangan MASA tahun ini dan tahun depan akan cemerlang.

Apalagi, perekonomian 2010 diprediksi semakin membaik. "Penjualan mobil dan motor tahun depan kemungkinan naik 4% hingga 8%," kata Arga. Faktor pendukung lainnya, pemerintah AS gencar menggelontorkan stimulus ekonomi di sektor otomotif.

Menurut Indra, tahun depan produksi ban MASA akan terus menanjak lantaran kapasitas produksi bertambah mulai pertengahan 2010. Bukan cuma itu, kinerja MASA sepanjang tahun ini juga akan ditopang oleh rendahnya harga bahan baku ban. Harga karet tahun ini diprediksi masih lebih rendah dari tahun lalu. Alhasil, margin usaha MASA bakal menanjak.

Arga menghitung, pendapatan MASA di 2009 naik 20% menjadi Rp 1,6 triliun. Sedangkan Indra menaksir, tahun ini MASA akan mengantongi pendapatan Rp 1,86 triliun, naik 39,8% dari laba tahun 2008. Laba bersihnya diprediksi melesat tajam, dari hanya Rp 3 miliar menjadi Rp 139,3 miliar.

Melihat prospek bisnis cerah itu, kedua analis menyarankan beli saham MASA. Indra memasang target harga Rp 430 per saham. Sedangkan Arga sebesar Rp 290 per saham. Kemarin (23/11), perdagangan saham MASA ditutup di harga Rp 210 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan