KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan premi asuransi secara industri yang tercatat menurun, turut berdampak pada bisnis bancassurance perbankan. Hal tersebut dirasakan oleh beberapa pemain yang memiliki bisnis tersebut sebagai bagian dari
fee based income (FBI). Seperti diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan kinerja akumulasi pendapatan premi sektor asuransi hingga Juli 2023 mengalami kontraksi sebesar 2,34% secara
year on year (YoY) mencapai Rp 177,13 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Premi asuransi jiwa juga terkontraksi 7,85% YoY menjadi sebesar Rp 102,12 triliun per Juli 2023, hal ini disebut Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono akibat normalisasi lini usaha PAYDI.
PT Bank tabungan Negara (BTN) juga mengakui, bisnis bancassurance di BTN turut mengalami penurunan disebabkan penghentian pemasaran beberapa produk unitlink sebagai bentuk
governance BTN dan mitra asuransi atas SE OJK PAYDI.
Baca Juga: Kredit Perbankan Ke Sektor Swasta Lebih Mendominasi Dibandingkan BUMN Kepala Divisi
Wealth Management Bank BTN, Frengky Rosadrian menyampaikan, per Agustus 2023, Bisnis Bancassurance menghasilkan lebih dari 45.000 polis. Secara keseluruhan, FBI bancassurance mengalami penurunan sekitar 30% secara yoy. "Saat ini Bancassurance berkontribusi 24% dari total FBI
all product non banking yang dijual di Bank BTN. Prospek bisnis bancassurance terlihat masih bagus terlebih lagi dengan diterbitkannya SE OJK PAYDI yang melindungi nasabah dan membuat nasabah lebih percaya diri untuk membeli produk asuransi terutama unitlink," kata Frengky kepada kontan.co.id. Menurutnya, di tahun ini meskipun tren cenderung menurun namun pihaknya optimis akan ada akselerasi yang baik sampai dengan akhir tahun melalui peluncuran beberapa produk baru di tahun 2023, di antaranya produk
single premium unit linked (SPUL) yang baru saja diluncurkan awal Agustus 2023. Untuk diketahui, saat ini Bank BTN memiliki 4 mitra asuransi yaitu Sinarmas MSIG, Zurich, IFG dan Binagriya Upakara Dalam upaya memacu bisnis bancassurance, perseroan akan terus melakukan penetrasi dan literasi kepada seluruh nasabah BTN dan memperluas target
market termasuk ke segmen debitur KPR melalui produk-produk proteksi yang terjangkau. EVP
Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F Haryn juga bilang kalau memang
fee based income bancassurance BCA ikut terpengaruh dengan kondisi pasar. Hanya saja, ia tak mau menyebutkan secara detail apakah bisnis bancassurance di BCA mengalami penurunan atau tidak. “Kami menargetkan pertumbuhan
fee based income bancassurance bisa tumbuh 15% di tahun ini,” ujar Hera.
Baca Juga: BNI dan JCB Luncurkan Kartu BNI JCB Ultimate, Apa Kelebihannya? Ia bilang target tersebut akan dicapai dengan upaya bank untuk terus mengkaji dan mempertimbangkan berbagai produk yang disesuaikan dengan kebutuhan nasabah dan pasar. Adapun
GM Wealth Management BNI Henny Eugenia mengakui, secara umum terjadi penurunan penjualan pada produk bancassurance
unitlink di tahun ini, terutama disebabkan oleh adanya
shifting ke produk asuransi
endowment atau non
unitlink. Kendati begitu, ia tidak mau membeberkan secara detail berapa angka penurunannya. Di sisi lain, Henny menjelaskan, penjualan bancassurance pada produk-produk tradisional, khususnya dengan
regular premi mengalami peningkatan sebesar 20,4% dibanding tahun lalu.
Editor: Tendi Mahadi