Menjelang perayaan Imlek, sentra pedagang ikan bandeng di Rawa Belong mulai diserbu pembeli. Saban Imlek sekitar 40 pedagang menjajakan ikan air tawar itu di tempat yang juga menjadi sentra bunga itu.Sejak era 1960-an, pasar Rawa Belong, Jakarta Barat sudah kesohor sebagai sentra penjualan ikan bandeng tahunan menjelang Imlek. Saat ini, satu pekan menjelang perayaan Imlek yang jatuh Senin (23/1) depan, pasar tersebut sudah mulai didatangi para pedagang.Saari Gebok, salah satu pedagang yang telah menggelar lapaknya sejak dua hari lalu bilang, sejak tahun 1982, setiap menjelang Imlek, ia berdagang ikan bandeng di Rawa Belong.Pria asal Petukangan Utara itu mengatakan, ia menjajakan ikan bandeng di lapak berukuran satu meter persegi sejak pukul delapan pagi hingga selepas maghrib. Ia mengaku bisa menjual ikan sekitar satu kuintal per hari. Harganya berkisar Rp 40.000 per kilogram hingga Rp 50.000 per kilogram, tergantung kegigihan pembeli dalam menawar harga. Dari hasil penjualan ikan bandeng di pasar Rawa Belong itu, Saari bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per hari. Adapun laba bersih yang diperoleh pria kelahiran 1956 ini sekitar 25% dari total omzet. Namun, Saari juga bilang pengeluarannya juga besar, seperti beli ikan, wadah menyimpan ikan, es batu, serta. "Sewa lapak Rp 150.000 per minggu ke ketua rukun tetangga setempat," ucap dia.Dia menuturkan, pasokan ikan bandeng diperoleh dari Pasar Ikan, Jakarta Utara. Setiap hari, rata-rata membeli bandeng sebanyak satu kuintal atau sekitar 80 ekor. Di sana, harga ikan bandeng dijual berkisar Rp 25.000 per kg hingga Rp 35.000 per kgSudika, pedagang lain menuturkan, dalam sehari bisa menjual ikan bandeng hingga satu kuintal. Untuk pasokan, dia mendapatkannya dari daerah asalnya, yakni Muara Angke, Jakarta Utara.Sama seperti Saari, Sudika berjualan sejak pagi hingga malam datang. Alhasil, omzet yang dikantonginya mencapai Rp 5 juta per hari, dengan laba bersih sekitar 20% sampai 25%. "Sangat menguntungkan, kami berdagang sampai malam Imlek tiba. Di sini bisa ada 40 pedagang," katanya. Pembeli ikan bandeng ini mayoritas dari masyarakat Betawi. Biasanya mereka membagikan ikan air tawar itu kepada sanak dan saudara terdekat. "Kalau warga keturunan Tionghoa malah jarang," ucapnya.(Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bisnis bandeng Imlek: Segar bandengnya, gurih pula keuntungannya (1)
Menjelang perayaan Imlek, sentra pedagang ikan bandeng di Rawa Belong mulai diserbu pembeli. Saban Imlek sekitar 40 pedagang menjajakan ikan air tawar itu di tempat yang juga menjadi sentra bunga itu.Sejak era 1960-an, pasar Rawa Belong, Jakarta Barat sudah kesohor sebagai sentra penjualan ikan bandeng tahunan menjelang Imlek. Saat ini, satu pekan menjelang perayaan Imlek yang jatuh Senin (23/1) depan, pasar tersebut sudah mulai didatangi para pedagang.Saari Gebok, salah satu pedagang yang telah menggelar lapaknya sejak dua hari lalu bilang, sejak tahun 1982, setiap menjelang Imlek, ia berdagang ikan bandeng di Rawa Belong.Pria asal Petukangan Utara itu mengatakan, ia menjajakan ikan bandeng di lapak berukuran satu meter persegi sejak pukul delapan pagi hingga selepas maghrib. Ia mengaku bisa menjual ikan sekitar satu kuintal per hari. Harganya berkisar Rp 40.000 per kilogram hingga Rp 50.000 per kilogram, tergantung kegigihan pembeli dalam menawar harga. Dari hasil penjualan ikan bandeng di pasar Rawa Belong itu, Saari bisa mengantongi omzet sekitar Rp 4 juta hingga Rp 5 juta per hari. Adapun laba bersih yang diperoleh pria kelahiran 1956 ini sekitar 25% dari total omzet. Namun, Saari juga bilang pengeluarannya juga besar, seperti beli ikan, wadah menyimpan ikan, es batu, serta. "Sewa lapak Rp 150.000 per minggu ke ketua rukun tetangga setempat," ucap dia.Dia menuturkan, pasokan ikan bandeng diperoleh dari Pasar Ikan, Jakarta Utara. Setiap hari, rata-rata membeli bandeng sebanyak satu kuintal atau sekitar 80 ekor. Di sana, harga ikan bandeng dijual berkisar Rp 25.000 per kg hingga Rp 35.000 per kgSudika, pedagang lain menuturkan, dalam sehari bisa menjual ikan bandeng hingga satu kuintal. Untuk pasokan, dia mendapatkannya dari daerah asalnya, yakni Muara Angke, Jakarta Utara.Sama seperti Saari, Sudika berjualan sejak pagi hingga malam datang. Alhasil, omzet yang dikantonginya mencapai Rp 5 juta per hari, dengan laba bersih sekitar 20% sampai 25%. "Sangat menguntungkan, kami berdagang sampai malam Imlek tiba. Di sini bisa ada 40 pedagang," katanya. Pembeli ikan bandeng ini mayoritas dari masyarakat Betawi. Biasanya mereka membagikan ikan air tawar itu kepada sanak dan saudara terdekat. "Kalau warga keturunan Tionghoa malah jarang," ucapnya.(Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News