KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis yang berkaitan dengan batubara milik PT United Tractors Tbk (
UNTR) tumbuh subur. Sepanjang tiga bulan pertama 2022, segmen tambang batubara dan kontraktor tambang membukukan kenaikan pendapatan. Mengutip laporan perkembangan usaha, Kamis (28/4), unit usaha kontraktor penambangan yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara (Pama) membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 8,5 triliun. Angka ini naik 22% dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Namun, Pama mencatatkan penurunan volume produksi batubara sebesar 12% dari semula 27,2 juta ton menjadi 23,9 juta ton. Di sisi lain, Pama juga membukukan kenaikan volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) sebesar 9% dari 190,1 juta bank cubic meter (bcm) menjadi 207,3 juta bcm.
Unit usaha di bidang pertambangan batubara yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung (TTA) juga membukan penurunan total penjualan batubara. Sampai dengan triwulan pertama tahun 2022, penjualan batubara TTA sebesar 2,9 juta ton atau turun sebesar 21% dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 3,7 juta ton. Angka ini termasuk 611 ribu ton batubara kokas. Penurunan volume penjualan dikarenakan adanya larangan ekspor sementara pada bulan Januari 2022. Namun demikian, karena meningkatnya rata-rata harga jual batubara, pendapatan unit usaha pertambangan batubara meningkat sebesar 92% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 menjadi Rp7,6 triliun.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Bukukan Laba Rp 4,32 Triliun pada Kuartal I 2022 Sementara itu, pendapatan unit usaha mesin konstruksi sampai dengan triwulan pertama tahun 2022 mencapai Rp 9,7 triliun. Realisasi ini melesat 122% dibandingkan triwulan pertama tahun 2021 sebesar Rp 4,3 triliun Kenaikan pendapatan segmen mesin konstruksi tidak terlepas dari kenaikan penjualan alat berat. Sampai dengan Maret 2022, volume penjualan alat berat Komatsu tercatat sebanyak 1.694 unit atau melonjak 146% jika dibandingkan dengan periode Maret 2021 yang hanya sebanyak 688 unit. Peningkatan penjualan alat berat didorong oleh peningkatan permintaan dari semua sektor utama pengguna alat berat. Dari total keseluruhan penjualan alat berat, sebanyak 60% diserap sektor pertambangan, 18% diserap sektor konstruksi, 13% diserap sektor kehutanan, dan sisanya sebesar 9% ke sektor perkebunan. Hanya saja, penjualan produk merek lainnya yakni UD Trucks mengalami penurunan dari semula 129 unit menjadi 127 unit. Penjualan produk Scania juga menurun dari 126 unit menjadi 62 unit. Penurunan penjualan pada kedua merek tersebut disebabkan oleh adanya kendala pasokan produk. Di sisi lain, unit usaha UNTR di bidang pertambangan emas yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources mengalami penurunan. Sampai dengan bulan Maret 2022, total penjualan dari tambang emas Martabe mencapai 74.000 oz atau turun sebesar 22% dari periode yang sama tahun 2021 sebesar 95.000 oz. Pendapatan bersih unit usaha pertambangan emas sampai dengan bulan Maret 2022 juga turun sebesar 11% menjadi Rp2,0 triliun. Asal tahu, PT Agincourt Resources mengoperasikan tambang emas Martabe di Tapanuli Selatan, Sumatra Utara.
Penurunan juga terjadi di bisnis konstruksi yang dijalankan oleh PT Acset Indonusa Tbk (ACST). Sampai dengan triwulan pertama tahun 2022, unit usaha industri konstruksi membukukan pendapatan bersih sebesar Rp274 miliar atau turun 28% secara tahunan. ACST membukukan rugi bersih sebesar Rp25 miliar, menurun dibandingkan rugi bersih sebesar Rp 80 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Hal ini disebabkan oleh perlambatan pekerjaan beberapa proyek yang sedang berlangsung dan berkurangnya kontrak baru yang diperoleh akibat dampak pandemi Covid-19. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi