Bisnis bengkel masih tetap bertenaga



POTENSI usaha perbengkelan masih terbilang seksi. Sebab, setiap kendaraan ada kalanya butuh di perbaiki atau sekadar melakukan perawatan rutin. Tapi, suasana persaingan semakin ketat, sehingga para pengusaha harus rajin berpromosi dan melengkapi layanan serta produk suku cadang.

Kali ini KONTAN akan kembali mengulas perkembangan usaha bengkel kendaraan tabg pernah di bahas sebelumnya, khusus bagi brand yang menawarkan sistem kemitraan. Di antaranya adalah Power Force, Mr. Montir dan Bengkel Motor Force (BMC).  Umumnya mereka masih bisa menambah mitra, seiring jumlah kendaraan baik motor dan mobil kian hari makin membeludak. Berikut ulasannya

Power Force


Bengkel ini bediri sejak Maret 2013 di Semarang, Jawa Tengah. Bengkel khusus sepeda motor ini berada di bawah naungan PT Segoro Mas Abadi. Power Force mulai mengembangkan usaha melalui penawaran kemitraan di tahun yang sama pada Oktober 2013. Tidak hanya menawarkan jasa servis motor tetapi juga jasa cuci motor dan penjualan suku cadang motor. Mereka menyebutnya  jasa 3 in 1 service.

Saat KONTAN mengulas usaha bengkel ini pada Oktober 2013,  bengkel ini baru memiliki satu gerai di Semarang dan belum memiliki mitra. Setelah enam bulan berselang, Power Force masih berusaha mencari mitra.  

Purwono, Manajer Operasional Power Force mengatakan, meskipun belum ada mitra yang bergabung membuka gerai, namun, untuk layanan penjualan grosir suku cadang, banyak bengkel-bengkel kecil yang menjadi mitra Power Force. "Karena kami memiliki persediaan suku cadang yang cukup lengkap," kata dia.

Purwono beralasan, tawaran kemitraan yang masih relatif baru menjadi penyebab Power Force belum memiliki mitra hingga saat ini.  "Perusahaan masih membangun image agar calon mitra percaya untuk berinvestasi disini" kata Purwono.

Untuk itu, Power Force tengah gencar mempromosikan penawaran kerjasama selain dari situs perusahaan, tetapi  juga melalui media sosial seperti Facebook dan Twitter. Di gerai Power Force, Purwono mengaku pelanggan baru terus bertambah. Dalam sehari pelanggan yang datang bisa mencapai 70 hingga 100 orang. Jumlah ini naik dari sebelumnya yang sekitar 30 orang per hari. Pengunjung makin bertambah ketika akhir pekan untuk melakukan  servis, cuci motor, atau sekadar membeli suku cadang.

Nilai investasi yang ditawarkan Power Force belum ada perubahan. Paket investasi minimal sebesar Rp 500 juta,. Jika luas tempat usaha lebih luas, paket investasi bisa mencapai  Rp 1 miliar. Tarif servis pun masih sama berkisar  Rp 25.000 dan biaya cuci motor sebesar Rp 7.000. Namun, harga penjualan suku cadang terjadi kenaikan karena menyesuaikan dengan harga dari pemasok.

Untuk layanan, bengkel ini menambahkan jasa modifikasi motor serta paket servis dengan ganti oli hemat sampai dengan setahun. Ia bilang selama hampir setahun, bisnis ini berjalan, Purwono bilang belum ada kendala yang berati. Hanya saja Power Force masih sedikit sulit membangun kepercayaan mitra karena bengkel ini masih sangat baru.

Bahkan, hingga saat ini, Power Force membuka jam operasional lebih lama, yang tadinya buka jam 10 pagi hingga jam 7 malam, sekarang buka jam 9 pagi dan tutup jam 9 malam. Hal ini demi memenuhi permintaan pelanggan yang sebagian besar  mengunjung bengkel setelah pulang kerja.

Mr Montir

Bengkel ini berdiri sejak 2002 silam. Di bawah bendera PT Tecno Motor Indonesia , bengkel ini mulai menawarkan kemitraan pada 2009. Ketika KONTAN menelaah bisnis Mr Montir pada 2010, bengek ini baru memiliki tujuh gerai. Rinciannya enam milik pusat dan satu milik mitra. Ketika KONTAN mengulasnya kembali pada 2012, cabang Mr Montir sudah bertambah mencapai 50 gerai. Rinciannya  45 gerai milik mitra dan sisanya milik pusat. "Kini cabang Mr Montir sudah sekitar 66 gerai, yakni 10 milik pusat dan selebihnya milik mitra" ujar Karolus Danar, Marketing Communication Mr Montir.

Kini biaya kemitraan Mr. Montir sudah naik. Danar menjelaskan, dari biaya investasi sebesar Rp 300 juta pada 2012, telah naik menjadi Rp 350 juta−Rp 400 juta. Untuk lebih meningkatkan pertumbuhan bisnis, Mr. Montir menawarkan sistem kemitraan baru dengan nama express.Sistem kerjasama express ini berbeda dengan paket reguler sebelumnya. Danar menjelaskan, perbedaan utama adalah bengkel express hanya melayani servis ringan motor seperti ganti oli. "Alasannya karena di bengkel Mr. Montir sebelumnya banyak servis ringan. Sehingga yang servis berat jadi mengantri cukup lama," ujar Danar.

Konsep Express ini dibanderol lebih murah yaitu seharga Rp 250-Rp 300 juta, tergantung ukuran tempat usaha mitra. Jika pada paket reguler mitra mendapat sekitar lima bike lift, maka di paket Express ini mitra mendapat hanya dua bike lift. Danar memperkirakan mitra dapat balik modal dalam kurun waktu dua tahun. Untuk biaya jasa servis juga mengalami peningkatan. Di tahun lalu, Mr Montir menarik biaya servis sebesar Rp 25.000. "Sekarang naik tiga ribu rupiah menjadi Rp 28.000," ucap Danar.

Di tahun ini, Mr Montir akan fokus memperkuat layanan ke pelanggan setelah sebelumnya gencar berekspansi usaha. Langkah yang ditempuh adalah dengan memberikan pengawasan atau mentoring lebih besar kepada mitra. Ini berfungsi supaya mitra yang sudah ada bisa lebih berkembang.

Meskipun demikian, bukan berarti jumlah cabang tidak akan bertambah. Danar mengaku, saat ini pihaknya sedang memproses cukup permohonan kerjasama. Ia memperkirakan di tahun ini jumlah cabang dapat bertambah menjadi 80 gerai.

BMC

Bengkel Motor Center (BMC) ini didirikan oleh Adi Rosadi di Yogyakarta pada 2008 silam. Saat KONTAN mengulas kerjasama kemitraan ini pada Juni 2013, BMC sudah memiliki sebanyak 31 gerai. Dua gerai milik sendiri dan sisanya milik mitra.

Saat ini BMC bisa menambah cabang hingga sebanyak 37 gerai. Dua gerai milik sendiri dan sisanya punya mitra. Gerai  BMC tersebar mulai dari Sumatera, Jawa, hingga Bali.

Adi mengklaim, usahanya bisa berkembang, salah satunya karena rajin melakukan upgrade layanan bengkel. "Salah satunya, kita beralih pengadaaan injeksi karena saat ini makin banyak motor injeksi yang bermunculan," ungkap Adi.

Selain itu, manajemen BMC juga masih gencar melakukan pemasaran baik melalui internet, brosur, media cetak serta media elektronik seperti radio. Agar bisnis ini makin dilirik masyarakat, Adi sempat mengganti spanduk dan logo BMC agar lebih menarik.

Sementara untuk investasi, belum ada perubahan dari tahun lalu. Ada tiga paket yang ditawarkan BMC yaitu Rp 185 juta untuk luas 20m2−39 m2, paket Rp 40 untuk luas m2−59 m2 dan paket Rp 345 juta untuk luas 60 m2 ke atas.

Dengan investasi tersebut, mitra akan mendapatkan sistem operasional, pelatihan, peralatan lengkap standar bengkel, sistem komputer, instalasi, pembangunan tampilan bengkel, papan nama, spanduk dan dukungan web link. Adapun lantaran BBM naik, harga sparepart ikut meningkat. Harga layanan pun naik, dari Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 di tahun ini.       

Konsultan usaha waralaba dari Proverb Consulting, Erwin Halim mengatakan, perkembangan usaha bengkel cukup wajar terjadi karena jumlah pengguna kendaraan makin banyak. Artinya jumlah kebutuhan makin banyak. Tetapi, para pemilik usaha tidak bisa tinggal diam, mereka juga harus melengkapi jenis suku cadang yang dijual.

Selain itu, lokasi usaha juga sangat menentukan. Tidak jarang banyak usaha bengkel yang tutup lantaran lokasinya yang sulit dijangkau oleh konsumen. Kunci lainnya untuk bisa langgeng di bisnis ini adalah tingkat kecepatan saat melayani konsumen juga menjadi salah satu faktor penting.

Meskipun, jumlah kebutuhan semakin tinggi bukan berarti tingkat persaingan kecil. Maklum saja, saat ini makin banyak bermunculan usaha bengkel baru.

Untuk dapat bertahan di tengah-tengah ketatnya persaingan, Erwin menyarankan para pelaku usaha jangan ragu untuk memberikan promosi-promosi kepada konsumen untuk menarik perhatian. Contohnya, cuci kendaraan gratis setelah servis.

Usaha rebranding juga bisa dilakukan.Tetapi yang tetap menjadi perhatian adalah bantuan pemilik usaha kepada mitra untuk mendapatkan lokasi yang strategis dan promosi. " Kalau sampai ada mitra yang terpaksa tutup, pemilik harus memberi bantuan mencari lokasi pindah tanpa mengenakan pinalti kontrak," jelasnya. Selain itu, untuk menggenjot penambahan jumlah mitra, pusat jangan terburu-buru untuk menaikkan nilai investasi.                     n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini