Usaha bimbingan belajar (bimbel) makin moncer. Beberapa lembaga pendidikan mengalami kenaikan siswa, terutama kelas III SMU yang mempersiapkan ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri. Inten misalnya, mengalami kenaikan 25% siswa didik.Ujian nasional (UN) untuk sekolah menengah umum (SMU), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah dasar (SD) pada tahun ini telah selesai. Ada yang gembira karena berhasil lulus dan ada pula yang bersedih karena harus mengulang setahun yang akan datang.Euforia UN tahun ini memberi rezeki bagi usaha bimbingan belajar (bimbel). "Ada kenaikan siswa bimbel sebanyak 25% dibanding tahun ajaran sebelumnya," kata Jakornat Sinaga, Kepala HRD dan Keuangan Bimbel Inten. Ia mengatakan, dari lima cabang yang ada di Jabodetabel, jumlah peserta bimbel mencapai total 2.000 siswa dari kelas III SMU. Mereka banyak mendapat siswa karena para pelajar kelas III SMU ingin lolos UN dan masuk perguruan tinggi negeri.Bimbel dan kursus Inten bermarkas di Kalimalang, Bekasi. Lembaga ini telah berdiri sejak 12 tahun dan melayani dua program bimbel, yaitu program jaminan dan non-jaminan.Untuk program jaminan, peserta diwajibkan membayar uang jaminan sebesar Rp 9,5 juta untuk satu program. "Kalau siswa tidak lolos ujian, kami kembalikan jaminan 50 % dari nilai program," kata Jakornat. Adapun program nonjaminan, biayanya Rp 6 juta-Rp 7 juta. Untuk siswa yang memiliki nilai rapor baik akan mendapat potongan harga. Kenaikan siswa didik pada tahun ini juga terjadi pada English, Computer, and Bimbel Private Course (ELC). "Sejak Januari jumlah siswa kami naik 30% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” kata Ahmad Riyadh, Manager Pemasaran ELC. ELC adalah lembaga kursus dan bimbel yang ada di bawah Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA). Berdiri sejak 2 tahun lalu, ELC tahun ini hanya membuka satu kelas bimbingan khusus UN SMU dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Namun kalau ditotal, jumlah peserta didik ELC mencapai 150 orang. Tak hanya pelajar, ELC juga memberi kursus bahasa Inggris untuk karyawan. Dengan jumlah itu, Ahmad menghitung ada kenaikan rata-rata sebesar 15 % per tahun. "Untuk pelajar kelas III SMU kebanyakan mengambil paket belajar 6 bulan," kata Ahmad. Biaya kursus di ELC antara Rp 300.000 - Rp 10 juta tergantung paket yang diambil. Waktu belajar juga bisa disesuaikan, 2 sampai 4 kali seminggu. Ahmad mengatakan, usaha bimbel cukup bagus, karena menutupi kekurangan pengajaran di sekolah.ELC lebih banyak menyediakan layanan privat di rumah baik perseorangan atau kelompok kecil. “Sebanyak 80 % siswa ambil kursus privat daripada datang ke ELC,” ujar Ahmad.Sebaliknya, bimbel Inten, menurut Jakornat, lebih banyak membuka kelas untuk siswa yang akan mengikuti UN dan ujian masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Untuk itu Inten memberikan konsep belajar intensif dari akhir April hingga akhir Mei. Ada pula program belajar khusus untuk menghadapi ujian masuk Universitas Indonesia (UI) yang disebut Seleksi Masuk UI (SIMAK). Siswa yang ikut program ini mulai belajar saban hari sejak 6 Juni sampai akhir Juni. "Kebanyakan siswa menargetkan masuk UI, Universitas Padjadjaran, dan Institut Teknologi Bandung. Ada juga Universitas Gadjah Mada, tapi sedikit," kata Jakornat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bisnis bimbel makin bersinar berkat ujian nasional
Usaha bimbingan belajar (bimbel) makin moncer. Beberapa lembaga pendidikan mengalami kenaikan siswa, terutama kelas III SMU yang mempersiapkan ujian nasional dan ujian masuk perguruan tinggi negeri. Inten misalnya, mengalami kenaikan 25% siswa didik.Ujian nasional (UN) untuk sekolah menengah umum (SMU), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah dasar (SD) pada tahun ini telah selesai. Ada yang gembira karena berhasil lulus dan ada pula yang bersedih karena harus mengulang setahun yang akan datang.Euforia UN tahun ini memberi rezeki bagi usaha bimbingan belajar (bimbel). "Ada kenaikan siswa bimbel sebanyak 25% dibanding tahun ajaran sebelumnya," kata Jakornat Sinaga, Kepala HRD dan Keuangan Bimbel Inten. Ia mengatakan, dari lima cabang yang ada di Jabodetabel, jumlah peserta bimbel mencapai total 2.000 siswa dari kelas III SMU. Mereka banyak mendapat siswa karena para pelajar kelas III SMU ingin lolos UN dan masuk perguruan tinggi negeri.Bimbel dan kursus Inten bermarkas di Kalimalang, Bekasi. Lembaga ini telah berdiri sejak 12 tahun dan melayani dua program bimbel, yaitu program jaminan dan non-jaminan.Untuk program jaminan, peserta diwajibkan membayar uang jaminan sebesar Rp 9,5 juta untuk satu program. "Kalau siswa tidak lolos ujian, kami kembalikan jaminan 50 % dari nilai program," kata Jakornat. Adapun program nonjaminan, biayanya Rp 6 juta-Rp 7 juta. Untuk siswa yang memiliki nilai rapor baik akan mendapat potongan harga. Kenaikan siswa didik pada tahun ini juga terjadi pada English, Computer, and Bimbel Private Course (ELC). "Sejak Januari jumlah siswa kami naik 30% dibandingkan bulan-bulan sebelumnya,” kata Ahmad Riyadh, Manager Pemasaran ELC. ELC adalah lembaga kursus dan bimbel yang ada di bawah Lembaga Pendidikan Indonesia Amerika (LPIA). Berdiri sejak 2 tahun lalu, ELC tahun ini hanya membuka satu kelas bimbingan khusus UN SMU dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang. Namun kalau ditotal, jumlah peserta didik ELC mencapai 150 orang. Tak hanya pelajar, ELC juga memberi kursus bahasa Inggris untuk karyawan. Dengan jumlah itu, Ahmad menghitung ada kenaikan rata-rata sebesar 15 % per tahun. "Untuk pelajar kelas III SMU kebanyakan mengambil paket belajar 6 bulan," kata Ahmad. Biaya kursus di ELC antara Rp 300.000 - Rp 10 juta tergantung paket yang diambil. Waktu belajar juga bisa disesuaikan, 2 sampai 4 kali seminggu. Ahmad mengatakan, usaha bimbel cukup bagus, karena menutupi kekurangan pengajaran di sekolah.ELC lebih banyak menyediakan layanan privat di rumah baik perseorangan atau kelompok kecil. “Sebanyak 80 % siswa ambil kursus privat daripada datang ke ELC,” ujar Ahmad.Sebaliknya, bimbel Inten, menurut Jakornat, lebih banyak membuka kelas untuk siswa yang akan mengikuti UN dan ujian masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Untuk itu Inten memberikan konsep belajar intensif dari akhir April hingga akhir Mei. Ada pula program belajar khusus untuk menghadapi ujian masuk Universitas Indonesia (UI) yang disebut Seleksi Masuk UI (SIMAK). Siswa yang ikut program ini mulai belajar saban hari sejak 6 Juni sampai akhir Juni. "Kebanyakan siswa menargetkan masuk UI, Universitas Padjadjaran, dan Institut Teknologi Bandung. Ada juga Universitas Gadjah Mada, tapi sedikit," kata Jakornat. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News