JAKARTA. Nasib pelaku bisnis pialang atau broker perasuransian semakin tak menentu. Pertumbuhan kontribusi premi para broker lebih rendah dibandingkan laju kenaikan total premi. Bila tidak ada perubahan kebijakan, nasib broker diperkirakan tetap suram di masa depan. Nanan Ginanjar, Ketua Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi Reasuransi Indonesia (Apparindo), mengakui, peranan para broker di industri perasuransian semakin berkurang. Penyebabnya, perusahaan asuransi belum banyak yang menggunakan jasa broker. Apalagi, perusahaan asuransi jiwa malah tidak menggunakan jasa broker sama sekali. Tak hanya itu, Nanan mengatakan, ada kecenderungan perusahaan asuransi memandang broker sebagai kompetitor. "Sehingga pertumbuhan pendapatan fee broker lebih rendah dibandingkan pertumbuhan premi secara nasional," kata Nanan, Rabu (31/10).
Bisnis broker asuransi makin sulit
JAKARTA. Nasib pelaku bisnis pialang atau broker perasuransian semakin tak menentu. Pertumbuhan kontribusi premi para broker lebih rendah dibandingkan laju kenaikan total premi. Bila tidak ada perubahan kebijakan, nasib broker diperkirakan tetap suram di masa depan. Nanan Ginanjar, Ketua Asosiasi Perusahaan Pialang Asuransi Reasuransi Indonesia (Apparindo), mengakui, peranan para broker di industri perasuransian semakin berkurang. Penyebabnya, perusahaan asuransi belum banyak yang menggunakan jasa broker. Apalagi, perusahaan asuransi jiwa malah tidak menggunakan jasa broker sama sekali. Tak hanya itu, Nanan mengatakan, ada kecenderungan perusahaan asuransi memandang broker sebagai kompetitor. "Sehingga pertumbuhan pendapatan fee broker lebih rendah dibandingkan pertumbuhan premi secara nasional," kata Nanan, Rabu (31/10).