KONTAN.CO.ID - Sampai saat ini, kendaraan bermotor roda dua masih menjadi raja jalanan. Lihat saja, di jalan-jalan di beberapa kota besar, gerombolan sepeda motor jadi penguasa. Ini menandakan, motor masih menjadi andalan banyak warga dalam menjalankan ragam aktivitas. Kondisi jalan-jalan di kota besar yang semakin macet membuat sebagian orang mengandalkan motor. Persoalannya, untuk urusan perawatan motor, masih banyak orang yang rada malas untuk melakukannya. Misalnya, mencuci motor. Mereka menyerahkan urusan kebersihan kepada jasa cuci motor. Inilah yang membuat jasa cuci motor tetap eksis hingga kini. Malah, beberapa tahun yang lalu sempat marak tawaran kemitraan usaha khusus layanan cuci motor. Setahun lalu, KONTAN sempat membahas peluang kemitraan usaha jasa cuci motor.
Bagaimana dengan tahun ini? Rubrik Review Waralaba pekan ini kembali mengulas potensi bisnis kemitraan usaha jasa cuci motor dari tiga pemain: Bikemart, Motoclean, dan Beach Car & Motor Wash. Berikut ulasannya:
- Bikermart Usaha ini berdiri pada 2008 lalu di Purwokerto, Jawa Tengah. Lini bisnis dari Taruna Nusantara Motor tersebut tak hanya menyediakan layanan cuci motor berkonsep salju. Tapi ada bengkel, pengisian angin nitrogen, juga toko suku cadang serta aksesori. Hendry Edy Wahono, pemilik Bikermart, menyatakan, sekarang ada 54 gerai yang tersebar di sejumlah daerah. Saat KONTAN mengulas bisnis ini pada 2015, jumlah gerai Bikemart baru 46 unit. Hasil tersebut tak terlepas dari ekspansi kemitraan usaha yang ia lakukan sejak 2009. Untuk paket kemitraan, ada sedikit perubahan. Pada 2015, Bikemart mematok paket kemitraan sebesar Rp 300 juta. Kini, ada beberapa paket kemitraan. Paket
independent senilai Rp 300 juta, Rp 400 juta, dan Rp 500 juta. Lalu, paket
full control dengan investasi Rp 500 juta, Rp 750 juta, dan Rp 1 miliar. Ini termasuk bengkel berikut sukucadang dan aksesori.
Baca Juga: Merawat peluang dari perawatan kendaraan Sedang untuk layanan cuci motor saja, ada empat paket kemitraan yang Bikemart tawarkan. Paket
full service dengan hidrolik bernilai Rp 47,7 juta, Rp 60 juta, dan Rp 71,5 juta. Untuk paket
full service tanpa hidrolik, investasinya Rp Rp 29,5 juta, Rp 32,8 juta, Rp 36,2 juta. Ada lagi paket cuci motor standar dengan hidrolik senilai Rp 33,5 juta, Rp 43,2 juta, dan Rp 53,1 juta. Untuk paket cuci motor standar tanpa hidrolik, investasinya lebih murah lagi, Rp 14,3 juta, Rp 16,3 juta, serta Rp 17,6 juta. Saat ini, Hendry menyebutkan, minim calon mitra yang berminat dengan investasi di atas Rp 300 juta. "Padahal, paket investasi di bawah nilai tersebut barangnya menjadi kurang lengkap," sebut Hendry kepada KONTAN. Meski begitu, dia berharap, paket kemitraan di bawah Rp 300 juta bisa menjaring mitra bisnis. Ia pun menargetkan, bisa menambah tiga mitra lagi sampai akhir tahun ini. "Itu target minimal dan optimistis bisa tercapai," ujarnya.
- Motoclean Pemain lainnya adalah bisnis jasa cuci motor besutan Muhammad Isnaini yang berdiri sejak 2007 dan mulai menawarkan kemitraan pada 2010. KONTAN pernah mengupas bisnis ini pada Oktober 2015 lalu. Saat itu, Motoclean memiliki 33 mitra yang tersebar di kota-kota besar di tanah air, seperti Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Lombok, dan Banjarmasin. Empat tahun berlalu, bisnis Motoclean berkembang signifikan. Isna mengatakan, saat ini gerai mitra berjumlah 69 gerai yang ada di beberapa daerah di Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), serta Kalimantan. Hanya ada satu gerai milik pusat di Semarang yang juga merupakan kantor sekaligus gudang peralatan dan barang untuk kebutuhan cuci juga onderdil. "Setiap tahun, rata-rata ada 12 gerai hingga 13 gerai yang bertambah," tutur Isna pada KONTAN.
Baca Juga: Memoles laba dari jasa cuci helm dan sepatu Walau jumlah gerainya bertambah signifikan, Isna tidak menaikkan paket investasi yang dia tawarkan. Paket investasi masih sama, yakni paket satu hidrolik sebesar Rp 12 juta, paket dua hidrolik senilai Rp 18 juta, dan paket tiga hidrolik Rp 25 juta. Fasilitas yang bakal mitra dapatkan antara lain mesin hidrolik, oli, kompresor listrik, tabung sabun salju, sampo salju, mesin
steam, dan
water gun. Sejauh ini, Isna belum menemukan kendala berarti dalam bisnis cuci motor. Yang terjadi adalah usaha jasa ini semakin berkembang lantaran jumlah sepeda motor yang selalu naik saban tahun. Kalaupun ada kendala, paling dari sisi promosi saja. Itupun karena pihak mitra yang kurang cekatan dalam melakukan promosi. Contohnya, kurang optimal dalam memanfaatkan media sosial buat promosi. "Ada juga yang kurang jemput bola. Kami terus dorong dan memberi masukan," imbuh Isna. Untuk tarif, layanan di Motoclean mengalami kenaikan harga lantaran mengikuti standar pasar cuci motor di setiap kota dan daerah. Ia membanderol tarif jasa cuci motor mulai Rp 10.000 untuk motor bebek dan matik, kemudian motor kopling sebesar Rp 15.000, serta motor sport dan trail sekitar Rp 20.000 samapai Rp 25.000. Tahun ini, Isna berencana menambah 12 gerai Motoclean. Ia juga berinovasi dengan membuka bisnis cuci mobil bernama Autoclean serta bengkel dan pusat penjualan ban. "Beberapa mitra ada yang ingin cuci motor dan cuci mobil dijadikan satu. Atau, cuci motor dan bengkel jadi satu gerai. Kami akan menyediakan paket khusus untuk konsep itu," jelasnya.
- Beach Car & Motor Wash Kemitraan cuci motor lainnya adalah Andy Rahmat Santoso, pemilik Beach Car & Motor Wash. Usaha ini dia bangun pada 2012 lalu di Yogyakarta. Berbeda dengan dua pemain lainnya, bisnis kemitraan cuci motor dan mobil miliknya tengah melandai. Ia pun tidak lagi fokus menawarkan kemitraan usaha. Sebaliknya, Andy sekarang lagi mengerjakan bisnis binatu. Saat ini, dia cuma memiliki lima mitra aktif yang bercokol di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Untuk paket kemitraan, belum ada perubahan, yakni Rp 160 juta dan Rp 207 juta. Dengan paket tersebut mitra akan memperoleh fasilitas seperti tiga mesin hidrolik. Dua untuk mobil dan satu bagi sepeda motor.
Baca Juga: Menangkap peluang cuci dan servis helm Buat mitra yang sudah berjalan, Andy sudah memberi saran dan pertimbangan kepada mereka untuk mengubah bisnis, tidak lagi ke cuci motor dan mobil, melainkan cuci pakaian dan sejenisnya lewat bendera Beach Laundry. Usaha ini ia dirikan 2018. Hingga kini, bisnis binatu besutannya lebih berkembang ketimbang usaha cuci kendaraan bermotor. Sejauh ini, ia sudah mempunyai sekitar 300 mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Cikarang, Bandung, Riau, Lampung, Sulawesi, dan Papua. "Jadi, kami sarankan untuk bermitra dengan Beach Laundry, karena Beach Car dan Motor Wash kurang aktif perkembangan bisnisnya," ungkap Andy. Adapun alasan utama Andy tidak lagi fokus di bisnis cuci mobil dan motor adalah, mitra bisnis yang kurang konsisten dalam menjalani usahanya. Meski begitu, ia juga mengakui kurang mampu membuat strategi promosi dan pemasaran yang akurat. Sebab, hanya berkutat di strategi pemasaran
online via medsos. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Markus Sumartomjon