KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga komoditas baja menyebabkan bisnis hilir dilanda ketidakpastian. Pasokan baja yang bekurang akibat penurunan produksi dari produsen utama baja yakni China, membuat harga bahan baku baja merangkak naik sampai saat ini. Tentu hal itu membuat biaya operasional membengkak. Direktur Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mengatakan, baja adalah komoditas internasional maka harga baja internasional sangat berpengaruh terhadap industri domestik. Apalagi, di 2018 ini masih ada tren kenaikan harga yang sama seperti 2017. Jika dibandingkan pada akhir 2017, saat ini Hadi memperkirakan kenaikan harga baja mencapai 2%-3%. Melihat hal ini, GDST belum berani memprediksi pertumbuhan bisnis sektor baja di Indonesia saat ini. "Target konservatif. Harapannya 2018 sama dengan realisasi 2017," ujarnya, Rabu (3/1).
Bisnis Dianjaya Steel tertekan harga baja
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga komoditas baja menyebabkan bisnis hilir dilanda ketidakpastian. Pasokan baja yang bekurang akibat penurunan produksi dari produsen utama baja yakni China, membuat harga bahan baku baja merangkak naik sampai saat ini. Tentu hal itu membuat biaya operasional membengkak. Direktur Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) mengatakan, baja adalah komoditas internasional maka harga baja internasional sangat berpengaruh terhadap industri domestik. Apalagi, di 2018 ini masih ada tren kenaikan harga yang sama seperti 2017. Jika dibandingkan pada akhir 2017, saat ini Hadi memperkirakan kenaikan harga baja mencapai 2%-3%. Melihat hal ini, GDST belum berani memprediksi pertumbuhan bisnis sektor baja di Indonesia saat ini. "Target konservatif. Harapannya 2018 sama dengan realisasi 2017," ujarnya, Rabu (3/1).