KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Segmen perdagangan serta distribusi bahan bakar minyak (BBM) dan bahan kimia milik PT AKR Corporindo Tbk (
AKRA) meningkat sepanjang sembilan bulan pertama 2021. Mengutip presentasi yang dibagikan manajemen, volume penyaluran BBM AKRA telah melampaui 1,8 juta kilo liter (KL) per September 2021. Realisasi ini sudah memenuhi 73% dari arahan untuk tahun 2021. Manajemen menyebut, segmen distribusi BBM didukung oleh sektor pertambangan batubara, nonbatubara, smelter ,dan pelayaran. Sebanyak 49% pelanggan BBM berasal dari sektor pertambangan, disusul segmen pasar umum (general market) sebesar 38%, dan segmen ritel sebesar 8%.
Volume distribusi kimia juga meningkat 23% secara
year-on-year (yoy). Realisasi volume berada di atas arahan pertumbuhan sevesar 9%- 11%. Harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) kimia juga meningkat sebesar 20% secara kuartalan dan 12% secara yoy.
Baca Juga: Pendapatan AKR Corporindo (AKRA) naik 24% per kuartal III-2021, ini pendorongnya Haryanto Adikoesoemo, Presiden Direktur PT AKR Corporindo menyatakan, volume distribusi BBM dan kimia dasar AKRA telah meningkat dengan stabil sejak beberapa kuartal terakhir, didukung oleh pemulihan di segmen pelanggan utama. Haryanto mengatakan, AKRA juga mengalami kenaikan harga jual saat ini.
“Kami terus mempertahankan marjin sambil memastikan pengelolaan Net Open Position yang disiplin. Sementara itu, kami juga telah mengendalikan pengeluaran secara ketat, meningkatkan produktivitas dan mempertahankan net gearing yang rendah,” terang Haryanto, Selasa (26/10).
Adapun pendapatan AKRA dari segmen perdagangan dan distribusi bahan bakar minyak serta kimia dasar mencapai Rp 15,74 triliun, naik 23,85% dari realisasi tahun sebelumnya yang hanya Rp 12,17 triliun. Secara rinci, pendapatan dari segmen BBM sebesar Rp 12,60 triliun (naik 24% yoy) dan kimia sebesar Rp 3,14 triliun (naik 22% yoy). Sejumlah sentimen positif dinilai akan mewarnai bisnis BBM AKRA, Di antaranya kekurangan supply energi global, kenaikan harga gas alam, permintaan batubara dan diesel yang kuat untuk pembangkit listrik dan pertambangan, serta usaha patungan dengan British Petroleum (BP) kembali dalam fase pertumbuhan yang kuat. Sementara permintaan bahan kimia terdorong oleh permintaan domestik yang kuat, meningkatnya kapasitas smelter, hingga adanya permintaan yang kuat di China dengan adanya pemulihan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi