KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan distribusi
Fast Moving Consumer Goods (FMCG), PT Tigaraksa Satria Tbk (
TGKA) meyakini prospek bisnis di sektornya saat ini masih positif. Meski dilanda pandemi Covid-19, permintaan akan barang konsumsi tampaknya belum memperlihatkan penurunan. Bahkan di bulan puasa ini, beberapa kategori produk yang didistribusikan perusahaan mengalami pertumbuhan. "Kenaikan ada di beberapa kategori yang seasonal seperti kornet di bulan puasa ini," kata Lianne Widjaja, Presiden Direktur TGKA kepada Kontan.co.id, Senin (4/5). Produk makanan kaleng tersebut berasal dari prinsipal TGKA yakni PT Suryajaya Abadi Perkasa yang memproduksi kornet merek CIP.
Baca Juga: Tigaraksa Satria (TGKA) bagikan sisa dividen Rp 285 per saham, berikut jadwalnya Lianne penjualan produk makanan kaleng juga mengalami kenaikan hingga dua kali lipat dibandingkan bulan biasa. Kenaikan permintaan produk itu juga dialami saat bulan puasa tahun-tahun sebelumnya. Sementara untuk produk lainnya seperti produk susu formula seperti SGM, Nutrilon, Procal dan lainnya yang punya porsi besar terhadap bisnis perusahaan, permintaannya cenderung normal meskipun bulan puasa. "Tren permintaan susu selalu stabil, meski bulan puasa. Sebab sudah jadi kebutuhan rutin," katanya. Adapun sampai dengan kuartal-I 2020 ini, Lianne mengestimasikan pertumbuhan perseroan masih positif satu digit. Sementara untuk pertumbuhan satu tahun ini TGKA sempat memproyeksikan kenaikan high single digit, namun berkaca dengan kondisi akhir-akhir ini perseroan masih mengkaji lebih lanjut target tersebut. "Kami masih wait and see dengan situasi ini (pandemi), sebab bisa mempengaruhi daya beli di bulan-bulan kedepan," ungkap Lianne. Adapun dalam laporan keuangan TGKA tahun lalu, pendapatan perusahaan ini sebanyak Rp 13,37 triliun naik tipis sekitar 3,32% dibanding tahun 2018 senilai Rp 12,94 triliun.
Baca Juga: Binsis FMCG moncer, Tigaraksa bidik pertumbuhan high single digit tahun 2020 Beban pokok penjualan naik 1,56% dari Rp 11,52 triliun di tahun 2018 menjadi Rp 11,70 triliun di tahun 2019. Hal ini membuat laba bruto hingga akhir tahun 2019 naik menjadi Rp 1,68 triliun dari sebelumnya Rp 1,41 triliun.
Setelah dikurangi pos beban lainnya, TGKA menorehkan laba bersih senilai Rp 428,41 miliar sepanjang tahun 2019 atau tumbuh 38,3% dibandingkan tahun sebelumnya Rp 309,75 miliar. Sepanjang 2019 kemarin bisnis TGKA didominasi oleh segmen produk
Fast Moving Consumer Goods (FMCG) sebesar 93% atau senilai Rp 12,45 triliun. Sisanya diisi oleh produk buku pendidikan dan segmen gas, kompor dan blender yang masing-masing berjumlah Rp 569.59 miliar dan Rp 350,35 miliar pada masa itu. Dari sisi prinsipal FMCG, saat ini perusahaan mendistribusikan sekitar 17 macam dan manajemen tetap mempertimbangkan penambahan prinsipal baru di tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto