KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain batik, ada lagi cara membuat motif dan pewarnaan dengan memanfaatkan dedaunan dan bunga alami. Daun atau bunga yang sudah diberi zat warna ditempelkan pada kain dan setelah itu dipukul-pukul hingga mengeluarkan motif dan warna yang wujudnya sama persis dengan daun atau bunga bersangkutan. Inilah teknik ecoprint yang mulai digandrungi para penyuka fesyen. Hal menarik lainnya yang membuat teknik pembuatan motif dan pewarnaan ini disukai banyak pihak, terutama penggemar fesyen adalah seluruh proses pembuatan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Artinya, teknik ecoprint masih ramah lingkungan. Isu yang juga tengah naik daun belakangan ini. Beberapa pebisnis pun mulai merasakan manisnya berbisnis ecoprint. Salah satunya Wahyudi yang mengusung label Arane dalam memproduksi pakaian jadi bermotif cetakan hijau alias ecoprint. Ia mulai berbisnis ecoprint sejak 2017 di kota Gudeg, Yogyakarta.
Bisnis ecoprint berupaya mencetak laba dari motif dedaunan (1)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selain batik, ada lagi cara membuat motif dan pewarnaan dengan memanfaatkan dedaunan dan bunga alami. Daun atau bunga yang sudah diberi zat warna ditempelkan pada kain dan setelah itu dipukul-pukul hingga mengeluarkan motif dan warna yang wujudnya sama persis dengan daun atau bunga bersangkutan. Inilah teknik ecoprint yang mulai digandrungi para penyuka fesyen. Hal menarik lainnya yang membuat teknik pembuatan motif dan pewarnaan ini disukai banyak pihak, terutama penggemar fesyen adalah seluruh proses pembuatan sama sekali tidak menggunakan bahan kimia. Artinya, teknik ecoprint masih ramah lingkungan. Isu yang juga tengah naik daun belakangan ini. Beberapa pebisnis pun mulai merasakan manisnya berbisnis ecoprint. Salah satunya Wahyudi yang mengusung label Arane dalam memproduksi pakaian jadi bermotif cetakan hijau alias ecoprint. Ia mulai berbisnis ecoprint sejak 2017 di kota Gudeg, Yogyakarta.