Bisnis Emas di Bank Syariah Kian Merekah

Bisnis Emas di Bank Syariah Kian Merekah


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis emas di perbankan syariah kian moncer seiring dengan minat investasi masyarakat yang semakin meningkat. Harga emas yang semakin berkilau, di tengah adanya ketidakpastian ekonomi global membuat emas sebagai safe haven yang diburu masyarakat.

Misalnya di PT Bank CIMB Niaga, lewat unit usaha syariah, yakni CIMB Niaga Syariah terus mencatatkan tren pertumbuhan pembiayaan emas. Hingga Agustus 2023 pembiayaan emas CIMB Niaga Syariah meningkat 106% secara year on year (YoY) mencapai Rp 330 miliar.

"Saat ini kontribusi pembiayaan emas terhadap pembiayaan konsumer bank masih kecil yaitu sekitar 1,5% dari total pembiayaan syariah konsumer CIMB Niaga. Namun akan kami dorong untuk terus naik," ujar Direktur Syariah Banking CIMB Niaga Pandji P Djajanegara kepada kontan.co.id, Rabu (20/9).


Menurut Pandji, nasabah yang memanfaatkan  pembiayaan emas di CIMB Niaga Syariah adalah nasabah existing dan nasabah baru yang berprofesi sebagai karyawan maupun pengusaha (self employed) yang ingin berinvestasi logam mulia untuk keperluan masa depan, seperti pendidikan anak, tabungan saat pensiun, dan lain-lain.

Baca Juga: BI Akan Menaikkan Insentif Likuiditas Perbankan Jadi Rp 156 Triliun, Ini Tujuannya

Pandji menyebut, hingga akhir tahun tren pembiayaan emas akan naik terus. Proyeksi pembiayaan emas CIMB Niaga Syariah  sampai dengan akhir tahun 2023 pun ditargetkan mencapai Rp. 400 miliar.

Dalam upaya meningkatkan bisnis pembiayaan emas, bank CIMB Syariah melakukan penjualan emas melalui cabang baik cabang syariah (KCS) maupun cabang konvensional (OC), mobile sales dan telesales.

CIMB Niasa Syariah juga membuat program pemasaran seperti cashback program, bundling program dan cross selling program, mengembangkan akuisisi secara digital melalui Digital Online Platform, dan melakukan partnership dengan komunitas-komunitas.

Baca Juga: BSI Perkuat Pertumbuhan & Pengembangan Bisnis Ekosistem Haji dan Umrah

BCA Syariah mencatat pembiayaan Emas iB BCA Syariah tumbuh sebesar 35% YoY sampai dengan Juli 2023, mencapai Rp 50 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Direktur BCA Syariah Pranata menyampaikan, komposisi pembiayaan emas mencapai 6% dari total pembiayaan konsumer. Hingga Juli 2023, pembiayaan konsumer BCA Syariah mencapai Rp 600 miliar atau bertumbuh 98% secara tahunan.

"Harga emas yang lebih stabil membuat pembiayaan emas menjadi menarik bagi nasabah untuk berinvestasi jangka panjang. Jika dilihat dari profil nasabah sekitar 71% adalah nasabah perempuan. Sementara dilihat dari segi umur di rentang umur 30-50 tahun," ujar Pranata.

Pranata menjelaskan, BCA Syariah menjamin keamanan dan keaslian logam mulia dari pembiayaan Emas iB. Pembiayaan emas iB memiliki risiko pembiayaan yang lebih terukur. Menurut dia, dengan keunggulan angsuran tetap hingga akhir pembiayaan, nasabah dapat mengantisipasi kemampuan bayarnya.

"Kami akan meningkatkan akses terhadap pembiayaan emas iB BCA Syariah melalui pemasaran secara digital sehingga semakin menjangkau nasabah kapan pun di mana pun," tandasnya.

Baca Juga: Perbankan Mulai Banyak Melirik Produk Tabungan Emas Digital

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atawa BSI juga mengakui, saat ini bisnis emas menjadi salah satu segmen yang menjadi andalan dengan pertumbuhan signifikan. Hingga Juni 2023, bisnis emas di BSI mengalami pertumbuhan sebesar 22,34% yoy mencapai Rp 6,3 triliun.

BSI juga memproyeksikan bisnis emas terus tumbuh positif. Dengan adanya permintaan masyarakat yang terus tinggi, BSI optimistis pembiayaan emas akan mencapai sekitar Rp 7,2 triliun pada akhir tahun.

Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Bob Tyasika Ananta mengatakan, emas merupakan salah satu investasi ritel yang menjangkau semua elemen masyarakat. Di BSI, bisnis emas salah satu segmen yang mengalami pertumbuhan yang signifikan.

"Kenapa emas menjadi pembeda di perbankan, karena emas ini adalah investasi yang likuid, kedua dia aman, ketiga dia itu juga semacam hedging terhadap inflasi jadi memiliki multiple benefit impact kalau kemudian masyarakat itu berinvestasi atau bertransaksi," kata Bob.

Dengan demikian, ia mencermati bisnis emas ini memiliki prospek yang cerah seiring dengan permintaan masyarakat akan emas.

"Kami melihat ke depannya potensinya cukup besar. BSI memproyeksikan akan terus positif dengan permintaan masyarakat akan mencapai Rp 7,2 triliun hingga akhir tahun," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati