JAKARTA. Bisnis perawatan pesawat diproyeksikan masih berpeluang tumbuh di Indonesia. Terbatasnya jumlah bengkel dan bertambahnya jumlah armada pesawat, menyebabkan bisnis jasa perawatan pesawat ini terbang semakin tinggi. Tengok saja bisnis GMF AeroAsia yang melaporkan kenaikan kinerja dobel digit di tahun 2016 lalu. Merujuk laporan keuangan yang belum diaudit, kinerja GM AeroAsia tahun 2016 naik 27%, dengan pendapatan US$ 386,5 juta. Adapun tahun 2015 lalu, pendapatan bisnis anak usaha Garuda Indonesia itu baru mencapai US$ 304 juta. "Tahun 2017, kami patok pendapatan US$ 454 juta," kata Aryo Widjoseno, VP Corporate Secretary GMF Aeorosia, kepada KONTAN, Kamis (2/2).
Bisnis GMF AeroAsia terbang 27% di 2016
JAKARTA. Bisnis perawatan pesawat diproyeksikan masih berpeluang tumbuh di Indonesia. Terbatasnya jumlah bengkel dan bertambahnya jumlah armada pesawat, menyebabkan bisnis jasa perawatan pesawat ini terbang semakin tinggi. Tengok saja bisnis GMF AeroAsia yang melaporkan kenaikan kinerja dobel digit di tahun 2016 lalu. Merujuk laporan keuangan yang belum diaudit, kinerja GM AeroAsia tahun 2016 naik 27%, dengan pendapatan US$ 386,5 juta. Adapun tahun 2015 lalu, pendapatan bisnis anak usaha Garuda Indonesia itu baru mencapai US$ 304 juta. "Tahun 2017, kami patok pendapatan US$ 454 juta," kata Aryo Widjoseno, VP Corporate Secretary GMF Aeorosia, kepada KONTAN, Kamis (2/2).