KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang Januari hingga September 2020, emiten barang konsumen PT Indofood Sukses Makmur Tbk mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja. Perusahaan dengan kode saham
INDF itu membukukan kenaikan baik dari sisi top line maupun bottom line. Mengutip laporan keuangannya, hingga kuartal III 2020 INDF mengantongi penjualan Rp 58,78 triliun. Realisasi ini meningkat 1,61%
year on year (yoy) dari Rp 57,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Dilihat dari segmennya, mayoritas memang mencatatkan peningkatan penjualan. Hanya Bogasari yang tertekan 3,53% yoy menjadi Rp 16,66 triliun.
Penjualan segmen produk konsumen bermerek yang biasa menjadi penopang tercatat meningkat 3,85% yoy menjadi Rp 33,72 triliun. Pertumbuhan ini masih lebih mini dibanding segmen distribusi yang mencapai 9,08% yoy menjadi Rp 3,41 triliun. Sementara, pertumbuhan penjualan paling tipis dicatatkan oleh segmen agribisnis 2,95% yoy menjadi Rp 10,32 triliun.
Baca Juga: Bagaimana prospek emiten barang konsumsi di tahun depan? Adapun Indonesia masih menjadi pasar terbesar INDF hingga Rp 50,99 triliun. Akan tetapi, realisasi ini menurun 1,36% yoy. Di sisi lain pertumbuhan penjualan paling signifikan dirasakan di pasar Timur Tengah dan Afrika yang meningkat drastis 102,22% menjadi Rp 3,3 triliun. Peningkatan dari sisi top line turut mengerek bottom line-nya. Hingga kuartal III 2020, INDF mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 3,75 triliun. Realisasi itu meningkat 6,28% yoy dari sebelumnya Rp 3,75 triliun. Jejak yang positif ini diikutit oleh anak usahanya, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP). Mengutip laporan keuangannya, ICBP juga mampu mempertahankan pertumbuhan top line maupun bottom line hingga kuartal III 2020. Sepanjang Januari hingga September 2020, ICBP mengantongi penjualan hingga Rp 33,89 triliun atau naik 3,37% yoy. Adapun segmen mi instan masih menjadi penopang penjualan hingga Rp 22,89 triliun. Jumlah ini meningkat 5,68% yoy dibanding sebelumnya Rp 21,66 triliun.
Baca Juga: Cermati rekomendasi saham sejumlah emiten barang konsumsi ini Akan tetapi, pertumbuhan penjualan paling signifikan justru dicatatkan segmen penyedap rasa mencapai 21,51% yoy menjadi Rp 2,89 triliun. Sementara, penjualan segmen lainnya juga mengalami pertumbuhan walaupun tidak signifikan. Misalnya, dairy, makanan ringan, serta nutrisi dan makanan khusus yang bertumbuh masing-masing 3,82% yoy, 2,87% yoy, dan 1,44% yoy. Hanya segmen minuman yang tertekan 36,06% yoy. Penurunan ini tidak begitu berdampak sebab secara kontribusi masih mini, menjadi Rp 935,15 miliar dari sebelumnya Rp 1,46 triliun. Asal tahu saja, penjualan ICBP di Indonesia hingga kuartal III 2020 ini mengalami penurunan 1,04% yoy menjadi Rp 29,16 triliun. Akan tetapi, tekanan ini bisa diimbangi oleh kenaikan penjualan di pasar lain. Misalnya, Timur Tengah dan Afrika yang meningkat 52,24% yoy menjadi Rp 3,04 triliun dan wilayah Asia lainnya yang meningkat 22,17% yoy menjadi Rp 747,28 miliar.
Baca Juga: Tahun depan bakal menjadi periode yang bagus bagi emiten barang konsumsi Pertumbuhan top line ICBP mengerek bottom line-nya hingga 1,99% yoy menjadi Rp 3,96 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, INDF mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 3,89 triliun. "Di tengah-tengah tantangan global yang terus berlanjut, ketangguhan model bisnis kami dapat menjaga konsistensi pertumbuhan dan peningkatan kinerja di periode sembilan bulan tahun 2020 ini. Kami akan selalu melayani para pelanggan serta berupaya untuk memberikan yang lebih baik, dengan tetap mengedepankan kesehatan para karyawan kami secara konsisten,” ungkap Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim dalam keterangan resmi, Senin (30/11)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli