JAKARTA. Masa depan bisnis hotel bujet (ekonomi) tahun 2014 dan dua tahun setelahnya, diprediksi tidak segemilang tahun 2011-2013. Tahun depan, memulai bisnis hotel murah ini dianggap tidak layak (feasible). Demikian diungkapkan Direktur Ciputra Property Tbk, Artadinata Djangkar, kepada Kompas.com (20/11). Menurutnya, kadar kelayakan bisnis hotel ekonomi sudah mulai tergerus karena lonjakan harga lahan yang tak terkendali. Sementara untuk mengembangkan sebuah hotel atau fasilitas akomodasi itu harus mempertimbangkan lokasi. "Semakin dekat atau berada di pusat kota, maka harga lahannya semakin mahal. Di beberapa kota tujuan wisata, harga lahan sudah di atas Rp 5 juta per meter persegi. Bahkan ada beberapa di antaranya sudah menyentuh level dua digit. Meskipun, benar bahwa hotel bujet di tengah kota berpotensi meraup jumlah tamu sekaligus pendapatan signifikan, namun tetap harus mempertimbangkan kelayakannya," papar Arta. Bisa jadi, lanjut Arta, jika dipaksakan memulai bisnis hotel bujet tahun depan, estimasi pay back menjadi lebih lama. Contohnya, pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp 40 miliar-Rp 50 miliar untuk mengembangkan satu hotel ekonomi. Lokasinya berada di pusat kota, strategis dan memiliki akses memadai.
Bisnis hotel bujet diprediksi akan suram di 2014
JAKARTA. Masa depan bisnis hotel bujet (ekonomi) tahun 2014 dan dua tahun setelahnya, diprediksi tidak segemilang tahun 2011-2013. Tahun depan, memulai bisnis hotel murah ini dianggap tidak layak (feasible). Demikian diungkapkan Direktur Ciputra Property Tbk, Artadinata Djangkar, kepada Kompas.com (20/11). Menurutnya, kadar kelayakan bisnis hotel ekonomi sudah mulai tergerus karena lonjakan harga lahan yang tak terkendali. Sementara untuk mengembangkan sebuah hotel atau fasilitas akomodasi itu harus mempertimbangkan lokasi. "Semakin dekat atau berada di pusat kota, maka harga lahannya semakin mahal. Di beberapa kota tujuan wisata, harga lahan sudah di atas Rp 5 juta per meter persegi. Bahkan ada beberapa di antaranya sudah menyentuh level dua digit. Meskipun, benar bahwa hotel bujet di tengah kota berpotensi meraup jumlah tamu sekaligus pendapatan signifikan, namun tetap harus mempertimbangkan kelayakannya," papar Arta. Bisa jadi, lanjut Arta, jika dipaksakan memulai bisnis hotel bujet tahun depan, estimasi pay back menjadi lebih lama. Contohnya, pihaknya menganggarkan dana sekitar Rp 40 miliar-Rp 50 miliar untuk mengembangkan satu hotel ekonomi. Lokasinya berada di pusat kota, strategis dan memiliki akses memadai.