Bisnis hotel lesu, Metland pilih ubah strategi



JAKARTA. Lesunya bisnis hotel saat ini membuat pengembang yang tadinya berencana untuk membesar bisnis hotelnya mulai mengubah strategi. Salah satunya adalah PT Metropolitan Land Tbk (Metland) yang mengubah rencana pembangunan hotelnya.

Direktur Metland, Anhar Sudradjat mengatakan perubahan rencana tersebut merupakan langkah antisipasi dari perseroan di tengah menurunnya bisnis hotel saat ini. Perseroan sendiri mencatatkan tingkat okupansi hotel miliknya menurun menjadi sekitar 40%-50% dari rata-rata tingkat okupansi sebelumnya yang mencapai 75%-80%.

Seperti diketahui, Metland sebelumnya memiliki rencana untuk membangun hotel Horison di Cawang Jakarta dan Metland Hotel di Lampung. Namun sekarang perusahaan dengan kode emiten MTLA ini mengubah rencana pembangunan hotel Horison di Cawang menjadi proyek perkantoran. Rencana pembangunan gedung perkantoran di Cawang kemungkinan besar akan dimulai pada kuartal II 2016.


Sementara untuk rencana pembangunan Metland hotel di Lampung diubah menjadi proyek apartemen. Metland sendiri rencananya akan memulai pembangun proyek apartemen di Lampung pada kuartal IV 2015.Perseroan pun masih menghitung nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun gedung perkantoran di Cawang dan apartemen di Lampung.

"Nilai investasinya masih kami hitung karena hal tersbeut berkaitan dengan harga bahan konstruksi yang kemungkinan bisa berubah nantinya,"ujar Anhar pada Jumat (22/5).

Akan tetapi perubahan rencana untuk bisnsi hotel ini hanya berlaku pada proyek Metland yang belum dikembangkan. Hal tersebut diungkapkan oleh sekretaris perusahaan, Olivia Surodjo mengatakan perubahan rencana pembangunan hotel menjadi apartemen atau perkantoran tidak akan dilakukan pada hotel yang sudah berdiri. Saat ini, perseoran telah memiliki sejumlah hotel yaitu Horizon Hotel Bekasi, HOM hotel Tambun, Horizon Seminyak Bali, dan Metland Hotel Cirebon.

"Perubahan rencana tersebut bisa dilakukan karena pembangunan hotelnya belum memasuki tahap konstruksi, jadi bisa diubah menjadi perkantoran. Sementara untuk hotel yang telah beroperasi akan sulit diubah menjadi kantor,"ujarnya.

Dengan perubahan rencana bisnis hotelnya tersebut, Metland pun menargetkan pendapatan berulang (recurring income) tidak jauh berbeda dengan tahun lalu yang berkontribusi sebesar 31% dari pendapatan perseroan. Olivia menyebut perseroan pada tahun ini menargetkan pendapatan berulang bisa berkontribusi sebesar 32% dari target pendapatan perseroan tahun ini yang mencapai Rp 1,29 triliun. Sementara sisanya sebesar 68% akan didapat dari hasil penjualan proyek properti yang akan diluncurkan pada tahun ini.

Hingga kuartal I 2015, perseroan sendiri masih mendapatkan recuiring income yang cukup besar. Hingga Maret 2015, Metland mencatatkan pendapatan sebesar Rp 223,1 miliar dimana sebesar RP 140,55 miliar berasal dari penjualan properti dan Rp 82,56 miliar dari pedapatan berulang.

Biarpun recurring income perseroan masih cukup besar, namun Olivia menyebut selama setahun kontribusi dari pendapatan berulang akan berkurang karena penjualan properti Metland akan lebih besar terutama menjelang akhir tahun.

"Saat ini kami fokus untuk mengejar penjualan properti, apalagi sekarang sudah ada relaksasi LTV sehingga bisa sedikit banyak membantu pengurangan bisnis hotel," kata Olivia.

Perseroan sendiri saat ini mendapatkan pendapatan berulang dari sejumlah proyek seperti Horizon Hotel Bekasi, @HOM Hotel Tambun, Horizon Seminyak Bali, Metland Hotel Cirebon, Mall Metropolitan Bekasi, Grand Metropolitan, dan Waterland.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto