KONTAN.CO.ID - BANDUNG. Bisnis industri game dinilai masih berpotensi tumbuh pada masa mendatang. Perusahaan pengembang gimasal Indonesia, Agate mengatakan pertumbuhan ini seiring dengan cepatnya perkembangan teknologi, device yang semakin terjangkau untuk bermain game hingga penetrasi internet yang juga semakin baik. Menurut data yang dipaparkan Agate dari riset Statista, pada tahun 2024 pasar video gim global diproyeksikan mencapai pendapatan sebesar US$ 282,3 miliar atau meningkat 13% dibandingkan tahun 2023 sebesar US$ 249,58 miliar. Selain itu, diperkirakan pasar video game akan tumbuh sebesar 8,76% year to year (YoY) antara tahun 2024 hingga 2027.
Perusahaan Pengembang Game asal Indonesia, Agate (Kontan/Usman) Shieny mengungkapkan, pada tahun ini, Agate berfokus pada model bisnis B2B2C (Business-to-Business-to-Consumer) untuk memperkuat ekspansi globalnya. Agate memiliki sejumlah strategi guna mendukung target tersebut. "Strategi pertama yang dilakukan yaitu dengan mengembangkan tim perwakilan di wilayah benua Amerika. Sementara, saat ini Agate memiliki 4 perwakilan yaitu di Kanada, Jerman, Korea Selatan, dan Jepang," jelasnya. Kedua, Agate terus memanfaatkan akses jaringan global untuk memperkuat ekosistem gim di Indonesia, serta terus meningkatkan keahlian melalui inisiatif proyek Research and Development (R&D). "Ketiga, Agate berkomitmen mengembangkan keahlian para talent lokal serta kualitas kepemimpinannya untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri game di tanah air melalui Agate Academy," ucapnya. Baca Juga: Agate Gandeng PQube Memulai Project D di Industri Gim Indonesia Pada kinerja tahun lalu, Agate secara konsisten berperan aktif dalam mempromosikan industri gim lokal. Tercatat, perusahaan rintisan tersebut telah berpartisipasi dalam kurang lebih 35 acara di ranah internasional, yang sebagian besar diselenggarakan di Eropa dan Amerika. "Agate juga menjalin kemitraan baru dengan 5 perusahaan global, yaitu ISKRA, Naver Z (ZEPETO), PQube, Ifland, dan Sekuya," ujarnya. Selain itu, Agate juga merilis 14 proyek global dan memulai 4 proyek game baru di mana perusahaan mengalami kenaikan jumlah proyek dibandingkan tahun sebelumnya. "Hal ini memperkuat posisi Agate di dunia sebagai game developer yang terpercaya," tutupnya. Meluncurkan Unit Bisnis Baru Chief Strategy Officer Agate, Cipto Adiguno menyampaikan bahwa Agate melihat tahun ini sebagai tahun rebound bagi industri game, sehingga membawa peluang untuk memperkuat posisi Agate sebagai global game development partner yang andal. "Untuk mendukung upaya ini dengan bangga kami memperkenalkan sub-brand terbaru Agate, yaitu Vertx Break sebagai solusi untuk menciptakan pengalaman gaming yang imersif melalui visual berkualitas tinggi," terangnya.
Agate meluncurkan unit bisnis baru, Vertx Break (Kontan/Usman) Melalui Vertx Break, Cipto ingin mendiversifikasi bisnis Agate sehingga menjadi kekuatan baru dalam portofolio di lanskap game internasional.