KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tiga tahun terakhir, divisi internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan mencapai 41,1%. Pendapatan internasional BNI tumbuh sebesar Rp 340 miliar per tahun. Pemimpin Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan menuturkan sampai dengan kuartal III 2017 pihaknya telah berhasil mencatatkan pendapatan mencapai Rp 1,31 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 31% dibanding capaian periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 1 triliun. Adapun, pendapatan tersebut menurut Henry ditopang oleh bisnis trade finance BNI yang tercatat mengalami pertumbuhan sejak 2014 sampai akhir 2016 tumbuh 2,6% atau US$ 700 juta per tahun. "Kami memang fokus mengembangkan bisnis di luar negeri dari 8 cabang yang kami miliki. Itu semua mengalami pertumbuhan profit," kata Henry saat ditemui di kantornya, Kamis (16/11). Jika dirinci, untuk transaksi trade finance BNI sampai dengan kuartal III 2017 tercatat sebesar US$ 28,8 miliar atau tumbuh 29,6% secara tahunan. Menurut Henry, peningkatan transaksi ini salah satunya ditopang oleh perbaikan harga di beberapa sektor komoditas seperti pertambangan. Terbukti dari transaksi ekspor BNI mengalami peningkatan 34,92% secara year on year (yoy) menjadi US$ 17 miliar di kuartal III 2017. Sementara transaksi impor meningkat 21,87% secara yoy dari US$ 9,6 miliar menjadi US$ 11,7 miliar. Dus, laba sebelum pajak dari bisnis internasional BNI mengalami peningkatan sebesar 27,4% mencapai Rp 1,87 triliun di kuartal III 2017 dibanding capaian tahun sebelumnya Rp 1,47 triliun. Jumlah ini menurut Henry telah berhasil melampaui target di bulan September 2017 sebesar Rp 1,67 triliun. "Kami memang target untuk revenue sekitar 30% per tahun," tambahnya. Ditopang oleh pendapatan berbasis komisi yang naik 18,5% yoy menjadi sebesar Rp 1,16 triliun di sembilan bulan pertama tahun ini. Serta pendapatan bunga mencapai Rp 1,76 triliun atau tumbuh 31,4% secara tahunan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bisnis internasional BNI raup pendapatan Rp 1,32 T
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam tiga tahun terakhir, divisi internasional PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berhasil mempertahankan pertumbuhan pendapatan rata-rata tahunan mencapai 41,1%. Pendapatan internasional BNI tumbuh sebesar Rp 340 miliar per tahun. Pemimpin Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan menuturkan sampai dengan kuartal III 2017 pihaknya telah berhasil mencatatkan pendapatan mencapai Rp 1,31 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 31% dibanding capaian periode yang sama tahun 2016 sebesar Rp 1 triliun. Adapun, pendapatan tersebut menurut Henry ditopang oleh bisnis trade finance BNI yang tercatat mengalami pertumbuhan sejak 2014 sampai akhir 2016 tumbuh 2,6% atau US$ 700 juta per tahun. "Kami memang fokus mengembangkan bisnis di luar negeri dari 8 cabang yang kami miliki. Itu semua mengalami pertumbuhan profit," kata Henry saat ditemui di kantornya, Kamis (16/11). Jika dirinci, untuk transaksi trade finance BNI sampai dengan kuartal III 2017 tercatat sebesar US$ 28,8 miliar atau tumbuh 29,6% secara tahunan. Menurut Henry, peningkatan transaksi ini salah satunya ditopang oleh perbaikan harga di beberapa sektor komoditas seperti pertambangan. Terbukti dari transaksi ekspor BNI mengalami peningkatan 34,92% secara year on year (yoy) menjadi US$ 17 miliar di kuartal III 2017. Sementara transaksi impor meningkat 21,87% secara yoy dari US$ 9,6 miliar menjadi US$ 11,7 miliar. Dus, laba sebelum pajak dari bisnis internasional BNI mengalami peningkatan sebesar 27,4% mencapai Rp 1,87 triliun di kuartal III 2017 dibanding capaian tahun sebelumnya Rp 1,47 triliun. Jumlah ini menurut Henry telah berhasil melampaui target di bulan September 2017 sebesar Rp 1,67 triliun. "Kami memang target untuk revenue sekitar 30% per tahun," tambahnya. Ditopang oleh pendapatan berbasis komisi yang naik 18,5% yoy menjadi sebesar Rp 1,16 triliun di sembilan bulan pertama tahun ini. Serta pendapatan bunga mencapai Rp 1,76 triliun atau tumbuh 31,4% secara tahunan. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News