Bisnis Jasa Internet Berbasis WiMax Rp 3,6 Triliun



JAKARTA. Tender penyediaan broadband wireless acces (BWA) atau akses pita lebar berbasis jaringan Worldwide Interoperability for Microwave Access (WiMax) banyak dilirik operator telekomunikasi. Bahkan, belum lagi tender ini berjalan, sebagian kalangan sudah mulai menghitung pundi-pundi yang bakal mengalir kalau mereka bisa memenangkan tender.

Chairperson Lembaga Riset Telematika Sharing Vision Dimitri Wahayana menghitung, nilai bisnis dari jasa internet berbasis teknologi WiMax dalam tahun pertama bisa mencapai Rp 2 triliun sampai Rp 3,6 triliun. "Dengan asumsi, jumlah pelanggan pada tahun pertama mencapai sekitar satu juta orang," ujar Dimitri.

Dimitri optimistis, pelanggan sebanyak itu dapat dicapai pada tahun pertama beroperasinya WiMax. Ia mengacu kepada tender WiMax yang dibagi berdasarkan 15 zona di seluruh Indonesia. Ia memprediksi, setiap zona bakal meraih pelanggan sekitar 60.000 sambungan dengan average revenue per user (ARPU) mencapai Rp 150.000 sampai Rp 200.000. "Angka ini kami ambil yang paling rendah capaiannya dari setiap operator," ungkap Dimitri.


Anggota Forum Komunikasi Broadband Wireless Indonesia (FKBWI) Wahyu Haryadi menilai prediksi Dimitri tidak realistis. Sebaliknya, Wahyu memperkirakan, nilai bisnis dari jasa Internet berbasis teknologi WiMax dalam tahun pertama hanya sekitar Rp 500 miliar. "Sepertinya masih sulit kalau lebih dari Rp 500 miliar. Karena tidak mungkin pelanggannya langsung mencapai satu juta," tandas Wahyu.

Wahyu bilang, jumlah pelanggan pada tahun pertama paling banter hanya 200.000. "Ini adalah angka yang paling realistis," kata Wahyu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie