Bisnis Jiwasraya diklaim tetap jalan, meski likuiditas tertekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski tengah menghadapi masalah keuangan, ternyata bisnis Asuransi Jiwasraya tetap berjalan. Bahkan asuransi pelat merah ini masih mengantongi pendapatan dari pembayaran premi nasabah tetap. 

Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko mengaku, perusahaan dapat premi dari polis asuransi tradisional.

"Untuk existing customer masih berjalan dari para karyawan yang dibayar secara reguler, setiap tahun. Biaya operasional kami juga dari situ" kata Hexana di gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/7).


Baca Juga: Jiwasraya akan Ditutup, Diganti Nusantara Life Setelah Ada Injeksi Modal Pemerintah

Selain polis tradisional, Jiwasraya juga masih mengantongi premi baru dari asuransi  unitlink yakni dari dana segregasi yang menggabungkan fungsi investasi dan proteksi.

"Hanya premi dari unitlink karena segregated fund yang masih lancar," tutupnya.

Hingga akhir Mei 2020, nilai liabilitas atau kewajiban Jiwasraya mencapai Rp 52,9 triliun. Nilai itu berasal dari liabilitas polis asuransi tradisional Rp 36,4 triliun dan JS Saving Plan Rp 16,5 triliun.

Naasnya, nilai utang tersebut tidak sebanding dengan aset Jiwasaya hanya Rp 17 triliun. Akibatnya, tingkat rasio kecukupan modal (RBC) minus 1.907% dan ekuitas juga ikut negatif Rp 35,9 triliun.

Bahkan, hingga Mei 2020, nilai utang klaim Rp 18 triliun. Apesnya, nilai tersebut tidak memberikan perubahan berarti walau Jiwasraya telah bayar klaim Rp 470 miliar ke nasabah tradisional pada Maret lalu. 

Adapun nilai tunggakan klaim Rp 18 triliun berasal dari beberapa polis mulai dari saving plan Rp 16,5 triliun, tradisional korporasi Rp 600 miliar dan tradisional retail Rp900 miliar.

Baca Juga: Hingga Mei 2020 Kewajiban Asuransi Jiwasraya Menembus Rp 52,9 Triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi