JAKARTA. Hingga pertengahan tahun ini, bisnis PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk alias Sucaco masih kusut. Katalis yang diharapkan berdampak positif, menunjukkan hasil lain. Katalis positif itu adalah beroperasinya pabrik baru di Balaraja, Banten. Pabrik dengan investasi Rp 52,35 miliar tersebut, didesain mampu memproduksi sekitar 245 ton kabel building wire per bulan. Kabel jenis itu banyak digunakan untuk properti, elektronik dan industri. Sayangnya, segmen pasar ritel yang menjadi sasaran kabel itu, tak merespon positif. Dus pabrik itu baru memanfaatkan 60% dari total kapasitas produksi. "Efek-efek makro ekonomi berdampak pada bidang-bidang mikro termasuk jualan kabel ke pasar ritel," kata Bayu Adiwijaya Soepono, Direktur PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk, Rabu (11/6).
Bisnis kabel Sucaco terlilit daya beli
JAKARTA. Hingga pertengahan tahun ini, bisnis PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk alias Sucaco masih kusut. Katalis yang diharapkan berdampak positif, menunjukkan hasil lain. Katalis positif itu adalah beroperasinya pabrik baru di Balaraja, Banten. Pabrik dengan investasi Rp 52,35 miliar tersebut, didesain mampu memproduksi sekitar 245 ton kabel building wire per bulan. Kabel jenis itu banyak digunakan untuk properti, elektronik dan industri. Sayangnya, segmen pasar ritel yang menjadi sasaran kabel itu, tak merespon positif. Dus pabrik itu baru memanfaatkan 60% dari total kapasitas produksi. "Efek-efek makro ekonomi berdampak pada bidang-bidang mikro termasuk jualan kabel ke pasar ritel," kata Bayu Adiwijaya Soepono, Direktur PT Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk, Rabu (11/6).