Bisnis Kalbe Farma bisa lebih fit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Senyum mengembang di bibir manajemen PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Pasalnya, perusahaan farmasi tersebut mencatatkan pertumbuhan kinerja pada sisi top line maupun bottom line selama kuartal I-2019.

Kalbe Farma belum secara gamblang mengungkapkan capaian triwulan pertama. Perusahaan berkode saham KLBF di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menjanjikan akan mempublikasikan kinerja terbarunya pada Senin, pekan depan.

Sebagai gambaran saja, segmen obat resep menjadi kontributor utama penjualan Kalbe Farma pada kuartal I-2019. Selanjutnya, disusul kontribusi penjualan produk kesehatan, nutrisi serta kontribusi bisnis distribusi dan logistik.


Nah, kinerja kuartal I-2019 menandakan pasar kembali bergeliat. Anggota indeks Kompas100 ini yang juga memproduksi sejumlah produk makanan dan minuman, mengaku secara umum industri tersebut membaik sejak awal tahun ini. Sebagai perbandingan, pada kuartal I-2018 lalu, hampir semua pelaku industri makanan dan minuman mengeluhkan permintaan pasar yang lesu.

Selain pasar membaik, Kalbe Farma melihat ekosistem makro ekonomi pun mendukung. Tak ayal, perusahaan ini kian optimistis dengan perjalanan bisnis tahun.

"Saat ini, kami pasang target pertumbuhan 6%-8%. Tapi, kalau kuartal II nanti juga baik, ada kemungkinan bisa tumbuh dobel," ujar Vidjongtius, Direktur Utama PT Kalbe Farma Tbk, dalam Acara KOMPAS 100 CEO Talk di Menara Kompas, Jumat (26/4).

Sebagai gambaran, pertumbuhan kinerja Kalbe Farma pada kuartal I-2018 relatif stagnan. Penjualan bersih naik 2,45% year on year (yoy) menjadi Rp 5,01 triliun. Sementara, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih hanya meningkat 0,20% yoy menjadi sekitar Rp 589,44 miliar.

Pabrik infus

Sambil memacu kinerja, Kalbe Farma melanjutkan pembangunan pabrik. Pada kuartal I-2019, mereka mereka telah menyelesaikan pembangunan pabrik infus di Pulogadung, Jakarta Timur. Kalau tak meleset, pabrik infus bakal beroperasi mulai kuartal III-2019 setelah mengantongi sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Dua proyek lain berupa pabrik obat bebas di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Total anggarannya kurang lebih Rp 800 miliar. Kalbe Farma menargetkan pembangunan selesai pada tahun 2020.

Kalbe Farma juga berniat menambah cabang distribusi. Mereka menyiapkan anggaran sebesar Rp 150 miliar.

Aneka ekspansi tahun ini menggunakan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) Rp 1,5 triliun. "Capex 2019 lebih besar dari tahun lalu dan ini menggambarkan optimisme kami," tutur Vidjongtius.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli